SOLOPOS.COM - Peresmian Sekolah Siaga Bencana (SSB) SMKN 1 Ngawen, Tancep, Ngawen, Kamis (26/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Mitigasi bencana, SMKN 1 Ngawen menjadi sekolah pertama di Gunungkidul yang menerapkan Sekolah Siaga Bencana.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Sekolah Siaga Bencana (SSB) SMKN 1 Ngawen diresmikan, Kamis (26/2/2015). SMKN 1 Ngawen menjadi sekolah siaga bencana pertama di Gunungkidul.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Kepala SMKN 1 Ngawen Basuki mengungkapkan persiapan menjadi sekolah siaga bencana sejak 2014. Program ini merupakan program dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.

“Kami juga memiliki kurikulum SSB yang kami integrasikan dengan pelajaran di sekolah baik di kelas maupun ekstrakurikuler,” ungkap dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di SMKN 1 Ngawen, Kamis (26/2/2015).

Ia menambahkan mulai kelas X hingga kelas XII, siswa mendapatkan materi kebencanaan. Materi tersebut disampaikan oleh guru di SMKN 1 Ngawen. Untuk kelas X materi diberikan seputar pengenalan.

“Kelas XI diberikan materi pembiasaannya. Mereka rutin ikut latihan dan gladi lapangan. Sedangkan kelas XII sudah memahami dan menguasai,” imbuh dia.

Menurut dia, setelah menjadi sekolah siaga bencana, setiap siswa, guru, dan karyawan memahami apa yang harus mereka lakukan ketika bencana terjadi. Selain itu, mereka juga bisa menjadi relawan di daerahnya sendiri.

“Sekolah ini jaraknya 150 meter dari Gunung Putih di belakang sekolah,” imbuh dia.

Menurut dia, Gunung Putih memiliki ketinggian sekitar 500 meter. Gunung Putih memanjang sejauh tiga kilometer. Gunung Putih tersebut merupakan daerah yang rawan longsor.

“Karena kami hidup di daerah rawan longsor, paling tidak harus memahami seluk-beluk kebencanaan,” imbuh dia.

Kepala Pelaksana BPBD DIY Gatot Saptadi mengungkapkan, di DIY setidaknya sudah ada lima sekolah siaga bencana. Di Gunungkidul, SMKN 1 Ngawen menjadi sekolah bertama yang berpredikat sekolah siaga bencana. Setelah mendapatkan pelatihan mengenai penanganan bencana, siswa, guru, dan karyawan SMKN 1 Ngawen bisa menerapkan ilmu yang didapat pada diri sendiri. Minimal, mereka mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.

“Selain itu, mereka juga bisa menularkan ilmu yang didapat kepada orang-orang di sekitar mereka,” imbuh dia.

Bupati Gunungkidul Badingah mengungkapkan, SMKN 1 Ngawen akan dijadikan sekolah percontohan di Gunungkidul. Kesiap-siagaan siswa, guru, serta karyawan di SMKN 1 Ngawen perlu mendapatkan apresiasi.

“Mereka hidup di daerah yang rawan longsor dan daerah pinggiran. Namun, mereka luar biasa,” ungkap dia.

Peresmian sekolah siaga bencana SMKN 1 Ngawen diawali dengan gladi lapangan. Siswa, guru, dan karyawan dihadapkan dalam kondisi longsor. Gladi dilakukan mulai dari skenario terjadinya bencana hingga penanganan bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya