SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana alam angin kencang. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Sebanyak 66 dari 88 desa atau kelurahan dinyatakan sebagai wilayah rawan bencana

Harianjogja.com, KULONPROGO-Jumlah desa tangguh bencana (destana) di Kulonprogo terus bertambah. Program itu diharapkan dapat meningkatkan efektivitas upaya mitigasi bencana.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulonprogo, Gusdi Hartono mengatakan, sebanyak 66 dari 88 desa/kelurahan dinyatakan sebagai wilayah rawan bencana. Mitigasi bencana kemudian menjadi andalan untuk mengurangi resiko bencana, salah satunya melalui pembentukan destana. “Jumlah destana saat ini mencapai 24 desa,” ungkap Gusdi, Kamis (9/3).

Gusdi memaparkan, jumlah destana ditargetkan bertambah menjadi 38 desa tahun ini. Hal itu menyusul adanya program pembentukan 10 destana oleh BPBD DIY dan empat destana lain oleh BPBD Kulonprogo. Dia berharap angka itu bisa kembali bertambah pada tahun-tahun berikutnya untuk meningkatkan kualitas mitigasi bencana di Kulonprogo.

Gusdi berpendapat, masyarakat perlu memiliki bekal yang cukup untuk hidup berdampingan dengan ancaman bencana. Bukan hanya mengerti apa yang harus dilakukan saat menghadapi bencana, melainkan juga memahami dan mewaspadai tanda-tanda sebelum bencana terjadi. “Kulonprogo itu rawan bencana. Jadi masyarakat harus tangguh dan dinaikkan kapasitasnya untuk menghadapi bencana,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya