SOLOPOS.COM - Para warga Desa Bugel, Kecamatan Panjatan berperan sebagai korban bencana alam saat digelar simulasi bencana dalam rangka pengukuhan Kampung Siaga Bencana (KSB) Bugel, Minggu (14/9/2014). (JIBI/Harian Jogja/ Holy Kartika N.S.)

Mitigasi bencana, dua sekolah ditunjuk sebagai Sekolah Sianga Bencana karena berada di kawasan bantaran Kali Winongo. Guru dan siswa dilatih secara khusus dalam menghadapi bencana

Harianjogja.com, JOGJA-Sekolah Dasar Negeri Bangunrejo 1 dan 2, Kricak, Jogja, akan resmi menyandang Sekolah Siaga Bencana (SSB) untuk tingkat SD. Kedua sekolah ditunjuk Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jogja karena lokasi sekolah yang berada di bantaran Kali Winongo.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

“Alasan utama penunjukkan karena kedua SD Bangunrejo, utamanya Bangunrejo 2, berada di bantaran sungai Winongo sehingga rawan longsor,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan dasar (Dikdas) Disdik Kota Jogja, Sugeng M. Subono, kepada Harianjogja.com, Jumat (20/2/2015).

Menurutnya, persiapan sudah dilakukan sejak tahun lalu yang meliputi pelatihan guru, karyawan, komite serta pengawas terkait pengetahuan kebencanaan. Hal tersebut dilakukan atas kerja sama dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi.

“Di Kota Jogja baru kali ini untuk tingkat SD. Rencana launching SSB masih dirapatkan,” kata Sugeng.

Nantinya, status SSB akan berpengaruh pada kurikulum yang diberlakukan.

“Kurikulum terintegrasi dengan mata pelajaran. Misalnya dalam IPA atau IPS disisipkan materi tentang alam berikut dengan bencananya,” jelas Sugeng.

Kepala Sekolah SDN Bangunrejo 2, Antonia Retno Sriningsih, membenarkan adanya rencana launching SDN
Bangunrejo 2 sebagai SSB. Retno bahkan menjelaskan bahwa jauh sebelum adanya penunjukkan, pihaknya
sudah meminta Pemerintah Kota Jogja untuk membangunkan talud di belakang bangunan sekolah.

“Sudah dari 2012 saya lapor ke walikota dua kali tapi tidak ada jawaban. Sampai menghadap sendiri pada Sultan untuk menandatangani proposal yang diajukan ke Pangsar [Pengairan Besar] tapi juga sampai sekarang enggak diapa-apain,” kata Retno sembari menunjukkan tembok sekolah yang longsor akibat terkena arus.

Pihaknya menerima penunjukkan dari Disdikpora terkait SSB. Namun yang terpenting menurutnya, SDN
Bangunrejo 2 dibangunkan talud terlebih dulu agar lahan sekolah bagian belakang tidak terus-menerus habis diterjang arus sungai.

“Jarak kali sama tembok nggak sampai dua meter. Tebing sungai ke dalamannya sampai sepuluh meter. Parahnya, tebing itu bentuknya sudah menjorok ke dalam seperti gua jadi bawah SD itu growong,” ungkap Retno.

Rencananya, SSB SDN Bangunrejo 1 dan 2 akan di-launching Mei mendatang. Saat ini, 800 buku paket tentang penanggulangan bencana banjir dan kebakaran sudah diterima sekolah sebagai kelengkapan SSB. Ada pula tas dan tenda darurat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya