Jogja
Kamis, 28 April 2022 - 12:44 WIB

Mitos Plengkung Gading: Sultan Jogja Dilarang Lewat saat Bertakhta

Nugroho Meidinata  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Plengkung Gading.dok

Solopos.com, JOGJA — Tahukah Anda ternyata Sultan Jogja saat bertakhta ternyata dilarang untuk melewati Plengkung Gading hlo?

Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya merupakan peninggalan sejarah yang memiliki bentuk seperti pintu gerbang yang melengkung sehingga diberi nama Plengkung.

Advertisement

Mengutip situs resmi Pemprov DI Yogyakarta, nama Gading sendiri berasal dari warna putih atau gading dari gapura tersebut. Berdasarakan sejarahnya, Plengkung Gading dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I (1755-1792).

Plengkung Gading ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk menuju benteng Keraton Jogja. Di Jogja sendiri terdapat lima plengkung yang menghubungan area Keraton Jogja, yakni Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, Plengkung Jaga Surya, dan Plengkung Jagabaya.

Advertisement

Plengkung Gading ini termasuk gapura yang digunakan sebagai pintu masuk menuju benteng Keraton Jogja. Di Jogja sendiri terdapat lima plengkung yang menghubungan area Keraton Jogja, yakni Plengkung Tarunasura, Plengkung Nirbaya, Plengkung Madyasura, Plengkung Jaga Surya, dan Plengkung Jagabaya.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Hari Raya Idulfitri di Indonesia

Nah, di Plengkung Gading ini terdapat sebuah mitos yang menyebutkan Sultan Jogja dilarang melewati tempat ini sejak zaman dahulu.

Advertisement

Baca Juga:  Cuaca Solo Akhir-akhir Ini Panas, Gibran Sampai Minta Maaf

Plengkung Gading hanya digunakan sebagai pintu keluar Sultan Jogja yang sudah meninggal dunia dan kemudian dimakamkan di Imogiri, Bantul.

Selain mitos tersebut, di Plengkung Gading Jogja juga terdapat menara sirine yang hanya digunakan dua kali saja, yakni saat peringatan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus dan juga ketika menjelang waktu berbuka puasa selama Ramadan.

Advertisement

Baca Juga:  Purworejo Ternyata Pernah Jadi Ibu Kota Jawa Tengah, Begini Ceritanya

Wisatawan juga bisa menikmati keindahan malam di area bangunan ini yang menyuguhkan lampu-lampu indah di sekitarnya. Suasana tempo dulu dan gaya kuno begitu melekat pada bangunan ini sehingga kamu bisa berfoto di sana ala zaman kolonial Belanda.

Baca Juga:  Kapan Mudik Mulai Dikenal oleh Masyarakat Indonesia?

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif