Jogja
Kamis, 4 Januari 2018 - 11:19 WIB

Muara Kali Opak Penuh Sampah, Pertumbuhan Kepiting Terhambat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kegiatan pelepasan kepiting di Kawasan Mangrove Baros, Rabu (3/01/2018). (Salsabila Annisa Azmi/JIBI/Harian Jogja)

Populasi kepiting di sepanjang Muara Opak dan Laguna saat panen tak banyak

Harianjogja.com, BANTUL – Populasi kepiting di sepanjang Muara Opak dan Laguna saat panen tak banyak, oleh karena itu butuh upaya pelestarian.

Advertisement

Namun habitat pelestarian kepiting dipenuhi oleh sampah saat air pantai pasang. Selain itu, para nelayan belum menemukan metode yang tepat untuk penambahan bobot kepiting.

Anggota Divisi Konservasi Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B), Dwi Ratmanto mengatakan kepiting yang dilepaskan kembali ke pantai biasanya menggali lubang di bawah air untuk bertahan hidup. Sejauh ini, kata dia, tak banyak kepiting yang mati.

Meskipun begitu dia tak menampik bahwa sampah plastik di habitat pelestarian bisa ikut termakan oleh kepiting. “Itu kami belum tahu solusinya,” ujar Dwi saat ditemui Harianjogja.com seusai pelepasan kepiting di Kawasan Mangrove Baros, Rabu (3/01/2018).

Advertisement

Dwi mengatakan sampah tersebut adalah sampah dari seluruh DIY dan tidak dapat diselesaikan dengan mudah. Selain permasalahan sampah, nelayan juga mengalami kendala pada formula pakan alternatif yang tepat untuk penggemukan kepiting. Pasalnya, tak setiap bulan ikan ruca bisa didapat nelayan untuk pakan kepiting.

“Selama ini kami gunakan semacam sosis buatan sendiri, tetapi kami uji coba berkali-kali tidak berhasil untuk menaikkan bobot kepiting. Tidak tahu takarannya juga. Teknologi keramba kami juga tidak berhasil,” ujar dia.

Dia mengaku belum ada penelitian yang membantu untuk formula pakan alternatif kepiting.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif