SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Jelang Lebaran, jumlah pengemis yang beredar di Pasar Beringharjo makin banyak. Pedagang mengaku risih terhadap kehadiran pengemis karena dianggap mengganggu kenyamanan dalam berdagang.

Pantauan Harian Jogja pada Rabu (8/8) dan Kamis (9/8), bagian dalam pasar kedapatan beberapa pengemis yang tersebar di pasar bagian timur terutama di bagian pasar yang berlokasi berdekatan dengan jalur keluar masuk pengunjung. Mereka meminta-minta kepada pengunjung dan juga pedagang.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Salah satu pedagang pakaian di lantai dasar Beringharjo, Nurudin, mengaku risih dengan kehadiran pengemis yang jumlahnya semakin banyak jelang perayaan Lebaran. Dalam waktu satu hari lebih dari 10 pengemis mampir ketempatnya untuk meminta.

“Risihnya kalau sedang berdagang, pengemis sangat mengganggu kenyamanan pengunjung,” kata Nurudin, Kamis (9/8). Kehadiran pengemis kerap membuat pedagang dan pengunjung tidak nyaman.

Pengemis dinilai sangat mengganggu komunikasi disaat proses penawaran dangan. Terlebih, pengemis juga memiliki perawakan yang kotor dan juga mengeluarkan bau yang tidak sedap. “Kalau dikasih uang Rp500 mereka ngomel-ngomel. Maunya minta Rp1.000,” jelasnya.

Ketika pengemis datang, Nurudin mengaku jika lebih sering untuk tidak memberikan uang lantaran saking banyaknya pengemis yang datang secara bergiliran dan jumlahnya terus meningkat dari hari ke hari.

Selain pengemis, Beringharjo juga kerap menjadi sasaran tempat pengamen dan pedagang asongan berjualan. Hal ini dinilai dapat membuat suasana pasar menjadi tidak tertib.

Hanung Susanto, anggota keaman dan ketertiban (Kamtib) di lantai dasar Pasar Beringharjo, mengatakan kehadiran pengemis, pengamen dan pedagang asongan menjadi sasaran penertiban petugas keamanan menjelang perayaan Lebaran.

“Mereka sulit untuk ditertibkan. Sekali ke tangkap, pasti hari berikutnya beraksi lagi,” kata Hanung. Bagi pemain lama, pengemis sering kucing-kucingan dengan petugas kantib. Terkadang, ada pula pengemis, pengamen dan pedagang asongan yang sudah mengetahui jam patroli dan memilih untuk beraksi saat patroli usai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya