Jogja
Jumat, 29 Juli 2022 - 20:23 WIB

Mubeng Beteng, Tradisi Mengelilingi Keraton Jogja pada Malam 1 Sura

Imam Yuda Saputra  /  Bernadheta Dian Saraswati  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi beteng Keraton Jogja. (Harianjogja.com-Sunartono)

Solopos.com, JOGJA — Malam 1 Sura dipercaya sebagai malam yang sakral dan keramat bagi masyarakat di Jawa, tak terkecuali yang berasal dari Kota Jogja. Berbagai tradisi pun digelar masyarakat Kota Jogja untuk memperingati malam 1 Sura, seperti kirab hingga mengitari beteng Keraton Jogja atau yang biasa disebut Mubeng Beteng.

Kendati demikian, kegiatan Mubeng Beteng pada malam 1 Sura pada tahun ini ditiadakan. Pihak Keraton Jogja juga telah mengumumkan bahwa tradisi Mubeng Beteng itu ditiadakan pada tahun ini.

Advertisement

“Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng belum dapat dilaksanakan pada kesempatan ini,” tulis Kraton Jogja dalam laman Instagramnya, Jumat (29/7/2022).

Lantas apa sebenarnya ritual mubeng beteng yang menjadi tradisi pada malam 1 Sura di Kota Jogja itu? Dilansir dari Wisata Budayaku, portal database wisata budaya milik Sekolah Vokasi UGM, tradisi mubeng beteng juga disebut dengan tradisi topo (tapa atau bertapa) bisu atau puasa berbicara.

Advertisement

Lantas apa sebenarnya ritual mubeng beteng yang menjadi tradisi pada malam 1 Sura di Kota Jogja itu? Dilansir dari Wisata Budayaku, portal database wisata budaya milik Sekolah Vokasi UGM, tradisi mubeng beteng juga disebut dengan tradisi topo (tapa atau bertapa) bisu atau puasa berbicara.

Bagi para penganut Kejawen (kepercayaan tradisional masyarakat Jawa), malam 1 Sura merupakan malam yang cocok untuk melakukan ritual yang bisa digunakan untuk menginstropeksi diri. Ada beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan di waktu malam 1 Sura. Keraton Surakarta dengan ritual jamasan (memandikan) pusaka-pusaka keraton termasuk mengirab kerbau bule, Kiai Slamet. Sementara Keraton Jogja memperingati malam 1 Sura dengan jamasan dan mubeng beteng.

Baca juga: Makna Laku Bisu & Berjalan Tanpa Alas Kaki di Kirab Mangkunegaran Solo

Advertisement

Ribuan Warga

Tradisi mubeng beteng sebenarnya tidak hanya berada seputaran benteng Keraton Yogyakarta, tetapi juga ada mubeng kuthagara dan mancanegara. Mancanegara yang dimaksud adalah daerah di luar wilayah kasultanan tetapi masih di wilayah Keraton Yogyakarta.

Karena hal tersebut, mubeng beteng diikuti oleh ribuan masyarakat dari dalam maupun luar Jogja yang ingin berlaku batin atau mereka yang ingin merasakan aura hening dari lampah tapa bisu itu.

Baca juga: Malam 1 Sura, 20 Sukarelawan Siaga di 4 Pos Gunung Lawu Cemarakandang

Advertisement

Meski pada masa pandemi ini ditiadakan, tetapi mubeng beteng tetap lestari sebagai rangkaian acara perayaan malam tahun baru atau malam 1 Sura yang dimulai dari Bangsal Ponconiti Keraton Yogyakarta atau Kamadhungan Lor, menuju Ngabean, Pojok Beteng Kulon, Plengkung Gading, Pojok Beteng wetan, Jalan Ibu Ruswo, Alun-alun Utara Kota Jogja dan kembali lagi ke Kamadhungan Lor.

Laku tapa bisu ini berlangsung tepat pada tengah malam tanggal 1 Sura, setelah Putri Sultan, Gusti Mangkubumi dan Gusti Condrokirono, memberangkatkan pasukan.

Artikel ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Mengenal Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Jogja saat Malam 1 Suro

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif