SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Penjual Tiwul (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Foto Ilustrasi Penjual Tiwul
JIBI/Harian Jogja/Antara

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Sejumlah pemilik toko oleh-oleh mulai mempersiapkan diri menyambut pemudik. Stok barang hingga perubahan jam layanan mulai dilakukan.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Gathot tiwul menjadi makanan khas dari Gunungkidul yang sering diburu pemudik. Salah satu tempat yang menyediakan makanan tradisional itu adalah, Yu Tum, di Wonosari, Gunungkidul.

Untuk Lebaran tahun ini, dua ton rendaman gathot serta satu ton tepung tiwul disediakan. Pemilik pusat oleh-oleh Yu Tum, Slamet Riyadi mengaku menyediakan stok dua kali lipat dari hari biasanya. Slamet menuturkan pada hari biasa ia menyediakan 40 kg hingga 50 kg tepung tiwul dan 1,5 kuintal rendaman gathot.

“Khusus untuk Lebaran, setiap harinya akan kami sediakan 120 kg tepung [tiwul] dan dua kuintal sampai 2,5 kuintal rendaman gathot. Hal ini kami lakukan untuk mengantisipasi permintaan yang banyak ketika Lebaran datang,” papar dia kepada Harian Jogja, di Wonosari, Senin (5/8/2013).

Slamet menambahkan, tokonya mulai ramai didatangi pengunjung sejak H-3 hingga H+6. Kebanyakan merupakan pemudik asal luar daerah yang didominasi Jakarta. Selain dikonsumsi sendiri, gathot tiwul yang dibeli juga untuk oleh-oleh.
“Biasanya H+2 itu sudah ludes. Lebaran tahun lalu, rata-rata setiap harinya selama libur Lebaran penjualan mencapai Rp13 juta hingga Rp15 juta,” papar dia.
Selain menyediakan gathot tiwul yang sudah siap makan, pusat oleh-oleh Yu Tum mulai menyediakan tiwul serta gathot instan yang diproduksi sendiri.

Slamet menyatakan banyak pelanggannya, terutama pemudik dari luar daerah yang ingin gathot tiwul yang lebih tahan lama. “Pada 2010 kami mulai uji coba dan mulai menjualnya pada 2011. Hasilnya memuaskan. Selalu habis ketika Lebaran. Satu bungkus gathot instan 500 gram kami jual Rp12.000 dan satu bungkus tiwul instan 500 gram kami jual Rp15.000. Semuanya alami dan tidak memakai bahan pewarna maupun pengawet,” lanjut dia.

Khusus Lebaran kali ini pihaknya menyetok 500 hingga 600 bungkus tiwul instan serta 1.000 bungkus gathot instan.

Oleh-oleh yang paling dicari setelah gathot tiwul yakni belalang baik bacem maupun gurih yang dikemas dalam toples. Pada Lebaran tahun lalu ia menyediakan 35 lusin belalang bacem dan 30 lusin belalang gurih. Setiap toplesnya dihargai Rp30.000.

Lebaran tahun ini ia menyediakan 75 lusin belalang bacem dan 25 lusin belalang gurih. Harganya pun naik menjadi Rp35.000 setiap toplesnya lantaran ada kenaikan harga di tingkat suplier. Menurut Slamet, biasanya sampai H+4 belalang bacem dan gurih sudah ludes diserbu pembeli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya