SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemudik (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN—Selama berlangsung arus mudik dan arus balik Lebaran 2014, sedikitnya 1,4 juta pemudik menggunakan transportasi umum. Meski demikian, jumlah pengguna angkutan umum seperti bus justru turun.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, data jumlah pemudik terpantau melalui tiga terminal, yakni Terminal Giwangan Jogja, Terminal Jombor di Sleman dan Terminal Dhaksinarga, Wonosari, Gunungkidul. Dari ketiga terminal itu, ada sekitar 1,01 juta orang pemudik yang menggunakan transportasi umum jenis bus.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

“Jumlah itu mengalami penurunan sekitar 3,5 persen dibanding tahun lalu untuk pengguna bus. Prediksi kami sebelumnya memang turun sekitar lima persen,” kata Kepala Bidang Angkutan Dishub DIY, Muhammad Yazid, Selasa (5/8/2014) lalu.

Kendati demikian, pihaknya belum mengetahui penyebab turunnya jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum jenis bus.

“Nah itu yang baru kami siapkan evaluasinya ke Pusat. Apakah yang turun ini dia menggunakan kendaraan pribadi atau pindah ke kereta atau melalui udara. Selain itu pemudik yang menggunakan motor juga turun,” ungkapnya.

Data Dishub DIY, dari dua stasiun yakni Stasiun Tugu dan Lempuyangan Jogja,  terpantau ada 279.951 orang pemudik yang menggunakan kereta api. Sedangkan yang menggunakan jalur udara terpantau sebanyak 244.385 pemudik melalui Bandara Internasional Adisutjipto.

Puncak arus mudik terjadi pada H-2 Lebaran terpantau datang 34.517 pemudik dan pergi pada H-3 sebanyak 28.763 pemudik. Pada arus balik puncaknya yakni H+2 Lebaran ada 38.003 pemudik di Terminal Giwangan.

“Secara umum para pemudik dapat terlayani. Termasuk Fly Over Jombor yang awalnya kami mengira akan terjadi kemacetan tapi rekayasa lalu lintasnya tepat sehingga semua berjalan lancar,” ungkapnya.

Tidak berlebihannya kemacetan, lanjut dia, dimungkinkan karena adanya program mudik bersama yang digelar pemerintah dan sejumlah perusahaan swasta, karena banyak pemudik yang mengikuti program itu terutama jika diberikan secara gratis. “Kami menyarankan program mudik bersama itu tetap dipertahankan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya