SOLOPOS.COM - Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY saat audiensi ke Griya Harian Jogja, Kamis (3/11/2016). (Mediani Dyah Natalia/JIBI/Harian Jogja)

Muhammadiyah DIY akan menggelar penanaman pohon di Patuk Gunungkidul

Harianjogja.com, JOGJA –– Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, merilis Gerakan Muhammadiyah Menyejukan Bumi dengan melakukan penanaman pohon di Patuk, Gunungkidul, Sabtu (5/11/2016).

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, Totok Pratopo mengatakan program ini sebenarnya diinisiasi sejak 2005 melalui Pengembangan Kawasan Penyejuk Bumi. Selanjutnya, digelar Gerakan Wakaf Tanaman tahun 2012 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

“Kami kembali menggiatkan Gerakan Muhammadiyah Menyejukan bumi dengan penanaman di berbagai wilayah DIY, terutama Daerah Aliran Sungai (DAS),” jelasnya saat audiensi ke Griya Harian Jogja, Kamis (3/11/2016).

Menurut dia, penanaman pohon ini penting dilakukan karena DAS mengalami krisis sehingga berisiko terjadi longsor maupun banjir. Selain tanaman, dia menilai diperlukan analisa menyeluruh mengenai kebijakan pengelolaan DAS sebagai suatu unit perencanaan pengurangan risiko bencana.

“Rencana kegiatan dirilis di Balai Desa Pengkok, Patuk, Gunungidul, dimulai pukul 15.30 WIB. Rencana ada 300 orang yang hadir,” imbuh dia.

Program ini diharapkan bukan hanya seremonial, tetapi berkelanjutan. Sehingga ada banyak hal yang dapat dipetik di masa depan.

Ke depan, tambah dia, beberapa aset tanah Muhammadiyah juga dapat dimanfaatkan sebagai penghijauan, baik untuk tanaman produktif maupun konservasi.

“Mungkin bisa diatur nantinya. Misal di kota untuk pohon buah-buah yang dapat dimakan, di luar kota sebagai perindangan atau tanaman konservasi,” imbuhnya.

Pemimpin Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono mengatakan kegiatan seperti ini perlu terus digalakan. Adapun penghijauan memiliki banyak manfaat.

“Contoh kasus di sekitar Prambanan, ada banyak pohon yang ditebang tetapi belum ditanami lagi, sehingga terlihat sangat panas. Seandainya pohon pengganti ditanam dan tumbuh besar dulu, baru yang lain ditebang, tentu akan lebih baik,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya