SOLOPOS.COM - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat meresmikan Masjid KH. Sudjak RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kamis (21/9/2017). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Penerapan Perppu Anti Radikalisme harus dilakukan secara hati-hati.

Harianjogja.com, SLEMAN- Penerapan Perppu Anti Radikalisme harus dilakukan secara hati-hati. Sebabnya, masalah pemahaman agama antara satu dengan kelompok lainnya berbeda.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Hal itu diungkap Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Menurutnya, penerapan Perppu tersebut jika tidak dilakukan secara hati-hati dapat menimbulkan persoalan baru di masyarakat. Perppu tersebut, katanya, bisa menjadi alat bagi kelompok lain yang tidak sepemahaman soal agama.

“Perppu ini bisa berbahaya kalau dipakai alat bagi yang tidak sependapat. Jangan sampai Perppu itu mematikan logika berfikir,” kata Haedar usai meresmikan pembangunan Masjid KH. Sudjak RS PKU Muhammadiyah Gamping, Kamis (21/9/2017).

Dia menyontohkan, adanya kelompok wahabi dan juga salafi perlu disikapi secara jernih. Sampai saat ini belum ada larangan bagi aktivitas kedua kelompok ini. Begitu juga dengan gerakan antitahlilan, menurutnya, bukan berarti anti-Pancasila.

Baginya, tahlilan merupakan gerakan sebuah kelompok beragama yang juga perlu dihormati. “Tapi jangan sampai orang lain dipaksa ikut karena ini berkenaan dengan keyakinan atau pemahaman keagamaan,” ujarnya.

Oleh karenanya, pihaknya mengajak seluruh ummat untuk menjalankan Islam secara kafah. Indonesia, lanjutnya, bisa menjadi negara yang adil, makmur dan bermartabat jika menerapkan dan mengutamakan nilai-nilai kebajikan. Sayangnya, lanjut Haedar, Indonesia mulai tertinggal dari bangsa lain meskipun memiliki sumberdaya manusia yang luar biasa.

“Saya melihat sekarang salah urus. Ini tidak menyinggung siapa-siapa. Urusan [pemerintahan/kementerian] diserahkan kepada yang bukan ahlinya. Ada yang diurus oleh ahlinya tapi tanpa jiwa dan pikiran untuk memakmurkan bangsa,” katanya.

Dihadapan rombongan haji dari KBIH Aisyiyah, Haedar juga mengingatkan agar selalu gemar beramal dan memakmurkan masjid. Muhammadiyah tumbuh besar, kata Haedar, karena warga dan pimpinannya gemar beramal. “Karena gemar beramal banyak berdiri sekolah, rumah sakit, masjid, madrasah hasil dari infak dan sedekah,” katanya.

Direktur Utama RS PKU Gamping Ahmad Faesol menjelaskan, masjid tersebut akan dibangun dua lantai seluas 2.600 meter persegi di atas lahan seluas 2.875 meter persegi. Lokasinya berada di depan pintu masuk rumah sakit tersebut. Perkiraan biaya pembangunan tersebut sebesar Rp15 miliar.

“Pekan depan, kami juga akan meresmikan instalasi pelayanan jantung terpadu untuk dapat membantu penanganan terkait penyakit jantung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya