SOLOPOS.COM - Pakar odontologi forensik dari FKG UGM, Sudibyo (JIBI/Harian Jogja/Humas UGM)

Musibah AirAsia, dari tiga data primer, DNA, sidik jari dan gigi korban, identifikasi gigi merupakan cara yang paling tepat dan cepat.

Harianjogja.com, SLEMAN-Pakar Odontologi Forensik dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM), Sudibyo mengatakan dari berbagai data tersebut, identifikasi yang paling handal adalah lewat pemeriksaan gigi korban. Pasalnya gigi masih dalam kondisi utuh dan masih bisa diidentifikasi walaupun kondisi korban dalam keadaan terbakar, terbentur maupun terendam di air.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

“DNA memang bisa, tapi butuh waktu lebih lama,”ujarnya usai bertemu dengan Rektor UGM, Dwikorita Karnawati, Senin (5/1/2015). Selain Sudibyo, UGM juga mengirimkan pakar odontogi forensik terbaik lain, Ahmad Syaify.

Menurut Sudibyo, proses identifikasi korban lewat gigi sebenarnya tidak sulit dengan cara mengetahui cerita dari para keluarga mengenai kondisi gigi korban selama masih hidup,

“Cerita keluarga sudah bisa memberikan bantuan bagi kita mengidentifikasi. Misalnya anak saya giginya tidak rata, lima bulan lalu gigi rahang pernah patah atau salah satu giginya pernah dicabut ke dokter gigi,” terangnya.

Meskipun kemungkinan korban tidak pernah memeriksakan giginya ke dokter gigi, imbuhnya, cerita keluarga dekat mengenai kondisi gigi korban sangat membantu tim.” Itulah yang saya lakukan saat pertama kali identifikasi Hayati Lutfiah Hamid, “ katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya