SOLOPOS.COM - Sunarti menunjukkan bagian tembok rumahnya yang jebol akibat sambaran petir pada Selasa (10/2/2015) sore kemarin. Foto diambil Rabu (11/2/2015) siang. (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Musim hujan kali ini menimbulkan petir dan menyambar sebuah rumah di Pakem.

Harianjogja.com, SLEMAN-Sebuah rumah di Dusun Bendosari, Harjobinangun, Pakem, Sleman tersambar petir, Selasa (10/2/2015) sore. Akibatnya, sebuah antena handy talky (HT) terbakar dan instalansi listrik pada sembilan rumah di sekitar area tersebut sempat padam.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Berdasarkan informasi yang terhimpun, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Saat hujan deras terjadi, tiba-tiba muncul kilatan cahaya yang disusul suara petir yang menggelegar. Tidak lama kemudian, sejumlah warga yang kebetulan sedang berkumpul di dekat lokasi kejadian melihat munculnya asap dari rumah milik Sihono.

Seluruh penghuni rumah tersebut memang diketahui warga sedang pergi. Namun, pintu rumah ditinggal dalam keadaan tidak dikunci, sehingga memudahkan seorang warga yang kemudian masuk untuk mengecek situasi.

“Warga takut mendekat, tapi saya akhirnya nekat masuk karena khawatir ada barang terbakar,” ungkap Bekti, tetangga Sihono, ketika ditemui wartawan, Rabu (11/2/2015) siang.

Dugaan Bekti rupanya terbukti. Api sudah membakar gorden di kamar. Dia lalu segera memadamkan api sebelum meluas.

“Telat satu menit saja, mungkin sudah habis semuanya. Instalansi listriknya juga kena soalnya,” ucapnya.

Saat itu, Bekti juga menemukan tembok bagian atas di kamar sudah jebol.

“Ada juga bagian lantai yang terkelupas seperti dicongkel dengan linggis. Sepertinya itu juga efek dari petir. Listrik di satu blok ini juga mati. Bahkan, dinding rumah beberapa tetangga juga ada yang bisa menyetrum ketika dipegang,” papar pria berusia 30 tahun tersebut.

Sementara itu, Sunarti, istri Sihono mengaku sedang pergi menjemput anaknya yang mengaji di masjid dekat rumah ketika petir menyambar rumahnya. Suaminya pun juga sedang pergi.

“Saya baru tahu setelah masuk rumah dan melihat Mas Bekti. Lalu dia cerita kalau ada petir mengenai tembok. Saya lalu menghubungi suami,” kata ibu dua anak berusia 33 tahun itu.

Sunarti mengatakan hari itu dia sekeluarga memilih mengungsi ke rumah orang tuanya.

“Malamnya tidak berani tidur di rumah. Kami sementara mengungsi di rumah orangtua yang letaknya juga berdekatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya