SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan (wallconvert.com)

Musim hujan, selama dua hari berturut-turut setidaknya warga Bantul mengalami bencana pohon tumbang, tanah longsor, jembatan ambruk dan banjir.

Harianjogja.com, BANTUL– Kabupaten Bantul dilanda sejumlah bencana alam akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini sejak Sabtu
(27/12/2014) hingga Minggu (28/12/2014). Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul mencatat terjadi 17 pohon tumbang, empat kejadian tanah longsor,
jembatan ambruk dan banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah ini.

Pohon tumbang menimpa sedikitnya enam rumah warga dan melintangi jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas. Pohon tumbang diantaranya
terjadi di Desa Seloharjo Kec. Pundong, Desa Selopamioro dan Desa Karang Tengah Kec. Imogiri, Desa Argorejo Kec. Sedayu serta di Desa
Wonolelo Kec. Pleret. Sementara kejadian tanah longsor antara lain berada di Desa Triwidadi Kec. Pajangan dan Desa Girirejo Kec. Imogiri.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana tanah longsor maupun pohon tumbang.

Bencana alam itu hanya menyebabkan sejumlah rumah warga rusak akibat tertimpa pohon tumbang maupun tergerus tanah longsor. Pemilik
rumah harus menanggung kerugian mulai dari Rp2 juta-Rp10 juta akibat bencana tersebut. “Rumah itu seperti mengenai sebagian dapur akibat
longsor, ada atap yang rusak akibat tertimpa pohon tapi enggak roboh dan tidak ada korban jiwa,” terang Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto
Minggu (28/12/2014) siang.

Selain longsor dan pohon tumbang, dua jembatan rusak akibat arus deras sungai yang meningkat akibat tingginya curah hujan. Tiang jembatan
Nangsri yang menghubungkan Desa Selopamioro Kec. Imogiri dan Desa Seloharjo Kec. Pundong Bantul bergeser akibat diterjang arus deras
sungai Opak pada Sabtu (27/12/2014) malam. Alhasil, pada Minggu (28/12/2014) pukul 06.00 WIB, jembatan gantung itu ditutup dari aktifitas
publik.

Selain di jembatan Nangsri, jembatan Gunung Polo yang menghubungkan Dusun Gunung Polo dan Dusun Sundi Kidul Desa Argorejo, Kec.
Sedayu juga ambruk dan putus pada Sabtu (27/12/2014) sekitar Pukul 12.00 WIB, akibat diterjang arus deras sungai Konteng. Warga yang
tidak dapat melalui jembatan itu harus berputar sejauh hingga lima kilo meter untuk sampai ke lokasi tujuan. “September tahun lalu jembatan ini
runtuh, lalu dibangun warga dengan swadaya masyarakat sebesar Rp30 juta sekarang runtuh lagi,” terang Humas Polsek Sedayu Bantul Ipda
Agus Supraja.

Bencana lainnya yaitu banjir yang sempat merendam permukiman penduduk diantaranya di Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul akibat luapan
sungai Code. BPBD memprediksi kerugian akibat rentetan bencana itu mencapai hingga ratusan juta rupiah. kerugian material paling besar
terutama untuk jembatan karena biaya pembangunannya mencapai pulihan hingga ratusan juta. Lembaga itu kini tengah menghitung secara
valid total kerugian yang terjadi untuk selanjutkan dikoordinasikan dengan intansi terkait guna digelontorkan bantuan.

“Kalau seperti jembatan kami koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum agar dibangun lagi, tapi kalau rumah pemerintah biasanya membantu
untuk pengadaan bantuan material meski tidak dicover seluruh kerugian,” lanjut Dwi Daryanto.

Saat ini petugas BPBD tengah fokus pada upaya evakuasi bencana seperti kerja bakti menyingkirkan pohon tumbang dan membersihkan area
longsor sekaligus menghitung total kerugian akibat bencana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya