SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanaman padi puso akibat kekeringan. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Musim kemarau harus diwaspadao. Sebab cuaca ini dapat mengakibatkan kebakaran.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Masyarakat diminta waspada terhadap ancaman kebakaran saat musim kemarau. Hingga saat ini, sejak awal tahun sudah ada 12 lokasi kebakaran di wilayah Gunungkidul.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Kepala Unit Pelaksana Teknis Kebakaran Gunungkidul Diyono mengatakan, ancaman kebakaran tidak hanya terjadi di kawasan perumahan, karena musibah itu juga sering terjadi di area lahan milik warga. “Untuk sekarang memang belum ada kebakaran lahan, tapi ada baiknya warga terus berhati-hati dan waspada,” kata Diyono kepada wartawan, Kamis (6/8/2015).

Dia menjelaskan, faktor utama kebakaran lahan bukan dikarenakan faktor alam, melainkan lebih banyak disebabkan kelalaian manusia. Pasca-pembakaran sisa aktivitas, warga seringkali lupa untuk mematikan sehingga memicu kebakaran lebih luas.

“Kebakaran seperti ini banyak terjadi di Playen dan Karangmojo, di mana di wilayah itu banyak ditemukan tanaman tebu,” tuturnya.

Menurut dia, baik itu kebakaran lahan maupun rumah harus bisa dihindari, terutama saat musim kemarau. Embusan angin yang kencang serta kesulitan mendapatkan air membuat upaya pemadaman jadi semakin sulit, sehingga kerugian yang diderita bisa tambah banyak.

“Jika dibutuhkan, kamis siap memberikan bantuan pemadaman. Tapi akan lebih baik jika warga ikut mengantisipasi dengan terus waspada,” katanya lagi.

Diyono menambahkan, hingga sekarang ada 12 kasus kebakaran. Sementara di tahun lalu, ada 32 kebakaran dengan jumlah kerugian mencapai Rp487.500.000. “Untuk kebakaran rumah, korsleting menjadi penyebab utama,” ungkapnya.

Saat ini di UPT Kebakaran Gunungkidul memiliki tiga unit mobil pemadam, serta sebuah mobil untuk penyuplai air. Diyono mengungkapkan, guna menambah kewaspadaan dan pelayanan kepada masyarakat, akan membangun posko pemantauan di Karangmojo dan Paliyan. nantinya di masing-masing posko akan dilengkapi satu unit mobil pemadam.

“Kami targetkan selesai di 2017. Untuk posko di Karangmojo membawahi kecamatan Semin, Karangmojo dan Semanu, sedang posko di Paliyan membawahi zona sebelah barat Gunungkidul,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Sutaryono mengakui pemadaman api saat musim kemarau lebih sulit. Kondisi ini terjadi karena adanya embusan angin serta stok persediaan air yang menipis.

“Oleh karena itu, kami minta warga untuk terus berhati-hati, sehingga musibah kebakaran bisa diminimalisir,” ujar Taryono.

Dia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan UPT Kebakaran saat terjadi musibah. Biasanya para petugas akan datang ke lokasi untuk melakukan pendataan mengenai penyebab hingga kerugian materi yang ditimbulkan. “Tak hanya itu, kami juga akan memberikan bantuan logistik kepada seluruh korban,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya