SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Albi Albahi)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sepanjang musim kemarau lalu, Desa Banaran, Kecamatan Galur mengalami penurunan produksi lebih dari 25%.

Para petani yang biasanya memanen lebih dari lima kuintal tiap kali panen, pada tahun ini tidak lebih dari empat kuintal. Bahkan terdapat pula petani yang mengalami produksi hingga 50%.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Rubiyanto, warga pedukuhan XI, Desa Banaran, Kecamatan Galur menuturkan, biasanya berhasil memanen 12 liri beras. Satu liri sama dengan dengan 45 kilogram. “Namun, di musim kemarau ini hanya panen tujuh liri,” ujarnya, Sabtu (2/11/2013).

Memasuki musim penghujan, ia mempunyai sedikit harapan hasil panen kembali seperti semula. Akan tetapi, Rubiyanto juga waspada terhadap serangan hama wereng yang baru-baru ini melanda wilayahnya. “Penyemprotan, supaya tidak kembali gagal panen,” katanya dia.

Kepala Desa Banaran, Dwi Haryanto, menyebutkan, areal persawahan di desanya mencapai 800 hektare. Penurunan produksi panen tentu akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat setempat.

“Saat ini kami menunggu panen di bulan Desember, semoga lebih baik hasilnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya