SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Toni Agus Wijaya memaparkan musim hujan di DIY tak terjadi bersamaan.

Perbedaan topografi disebutnya menjadi penyebab hujan terjadi secara bergiliran. Diprediksi, musim hujan diawali dari wilayah Sleman Utara.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Meski hujan ringan sempat terjadi di sejumlah titik, BMKG masih menyatakan saat ini sebagai musim pancaroba. Hal ini ditandai dengan suhu tinggi di siang hari dan rendah di malam hari. Suhu tinggi siang hari disebabkan matahari tegak lurus di atas DIY, kondisi ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, pada Oktober dan Februari. Ia berharap agar curah hujan perlahan dapat meningkat.

“Puncak hujan terjadi pada Januari. Gunungkidul akan mendapatkan jadwal musim hujan terakhir, pertengahan November,” beber Toni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya