SOLOPOS.COM - Denok Dewi Wulandari? (kiri) dan Rita Ike Lisdiana (kanan) saat audiensi dengan DPRD Kota Jogja, Kamis (3/3/2016). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Nasib guru honorer sejak 2013 belum jelas

Harianjogja.com, BANTUL — Nasib para guru honorer kategori II (K2) yang menjadi korban tindak percaloan dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) masih terkatung-katung. Tindakan ini diduga dilakukan oleh salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan UPT Pelayanan Pendidikan Pemkab Bantul, pada 2013 lalu.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Salah satu korban percaloan tersebut, pada Kamis (9/3/2017) mengatakan dirinya bukanlah satu-satunya korban tindak percaloan, melainkan masih ada sejumlah korban lain selain dirinya. Mulanya dia tidak mengetahui adanya calo dalam seleksi tersebut. Lelaki ini mengambil insentif di Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas), yang sekarang berganti menjadi Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul.

Kemudian, ia bertemu salah satu calo yang menawarkan jasa, yang merupakan karyawan di UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Srandakan. Calo ini meyakinkan dirinya, bahwa dia bisa meloloskannya menjadi PNS, asal menyetorkan sejumlah uang. Singkat cerita, korban menyetujui tawaran itu dan diminta menyetorkan uang pelicin senilai Rp65 juta.

“Saya ketemu langsung dengan calo tersebut di rumahnya, ketika itu dia menjelaskan juga ada beberapa orang yang ikut. Katanya saya tidak perlu khawatir saat seleksi, hanya formalitas, ” ungkapnya.

Selain itu, calo membuatkan perjanjian, yang isinya bahwa si calo bersedia mengembalikan uang pelicin tadi, jika mereka gagal. Tapi ternyata, setelah hasil pengumuman keluar sekitar awal 2014, sejumlah nama korban yang ikut membayar uang pelicin gagal. Mengetahui hal ini, korban bersama yang lainnya, menagih janji calo mengembalikan uang.

“Uang kami tak kunjung kembali, sampai sekarang saya masih menjadi guru K2. Kalau tidak salah ingat dulu yang ikut sama calo ada 20 orang, ternyata hanya 10 yang berhasil lolos, lainnya gagal. Padahal dia mengaku punya orang yang bisa meloloskan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya