Jogja
Kamis, 22 September 2011 - 15:30 WIB

Nasib tambang pasir besi Kulonprogo bergantung pada pilot project

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Bupati Kulon Prgo, Hasto Wardoyo berjanji tidak akan meneruskan proyek tambang pasir besi bila hasil pembangunan pilot project yang berlangsung saat ini ternyata tidak menguntungkan masyarakat. Namun pernyataan tersebut dinilai aktifis anti tambang pasir besi hanya retorika politis.

Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo kepada wartawan, Kamis (22/9) usai mengikuti syawalan Abdi Dalem Keraton, bersama Gubernur DIY mengatakan, keputusan apakah pertambangan pasir besi dilanjutkan atau tidak sangat tergantung pada hasil pilot project sebagai penentu keluarnya Amdal. Bila hasil pilot project ternyata menguntungkan rakyat, maka dirinya bakal mendukung proyek panambangan serta menolak pihak-pihak yang selama ini menghalangi proyek tambang tersebut. Namun bila ternyata merugikan rakyat ia berjanji tak akan mendukung proyek berjalan.

Advertisement

“Itu ibarat gula dan batu, bila hasil pilot project itu ternyata batu ya saya berbelok ke rakyat, tapi kalau gula ya mengupayakan jangan sampai masyarakat tertipu dengan penolakan tambang saat ini, kalau Bupati kan posisinya hanya pembela rakyat,” ujar Bupati yang diusung PDIP, PAN dan PPP itu.

Menanggapi pernyataan Hasto, salah satu aktivis penolak tambang pasir besi dari Masyarakat Pesisir Pantai Kulon Progo, Agus Bintoro mengatakan, pernyataan Hasto tersebut hanya retorika politis saja dan sangat tidak meyakinkan masyarakat karena hasil pilot project tersebut tidak akan cukup kuat mengganjal kontrak proyek yang sudah ditandatangi Pemerintah Pusat. Retorika politik seperti itu menurutnya sudah sering dilakukan kepala daerah setempat.

“Dulu saja bupati sampai tanda tangan hitam diatas putih untuk berpihak pada rakyat kemudian dibatalkan secara sepihak oleh Bupati. Itu (pernyataan Hasto) hanya statement politis saja,” katanya.

Advertisement

Terkait penolakan masyarakat pesisir pula, saat ini aksi mogok makan yang dilakukan warga sejak Rabu (21/9) kemarin di depan gedung DPRD DIY masih tetap berlanjut, bahkan bertambah dari sebelumnya lima orang menjadi enam orang. Sampai saat ini belum dapat dipastikan sampai kapan mogok makan dihentikan. Namun menurut Agus, aksi mogok makan ini akan dilakukan secara bergelombang. Bila dalam beberapa hari warga yang mogok makan sudah tidak kuat atau tumbang, bakal digantikan warga lainnya demikian seterusnya hingga aksi ini diperkirakan bakal berlangsung lama.

Pihaknya juga sudah menggandeng Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memeriksa kondisi kesehatan warga yang mogok makan. “Kalu dari pemeriksaan memang kondisinya (kesehatan) menurun karena sejak kemarin kan mereka tidak makan,” lanjut Agus.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif