SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

BANTUL — Akibat cuaca buruk, sudah 10 hari nelayan di panai selatan Bantul tidak melaut. Nelayan tidak berani melaut karena ombak mencapai ketinggian lima hingga tujuh meter.

salah satu warga Dusun Samas, Tri Mulyadi, 26, menuturkan sudah sekitar sepuluh hari nelayan menggantung mesin perahu alias tidak melaut.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Jika dipaksakan tetap melaut, Tri menambahkan, perahu berpanjang sembilan meter milik nelayan bakal mudah terhempas dan terbalik. “Satu hari sebelum tiba musim angin kencang, perahu kami terbalik dan kami terhempas saat hendak mengangkat jangkar penangkap lobster,” kenang Tri, Jumat (11/1/2013).

Adapun kemarin, kondisi ombak di Pantai Samas terbilang sudah lebih landai dibandingkan hari sebelumnya. Meski demikian, nelayan tetap tidak berani melaut karena angin masih kencang. “Angin kencang ini biasanya berlangsung selama dua minggu,” imbuh Tri.

Selama menunggu ombak pasang dan angin kencang mereda, para nelayan di Pantai Samas hanya mengisi waktu luang dengan membenahi jaring dan piranti penangkap ikan yang lain. “Kebetulan hasil panen lobster dua pekan lalu masih mencukupi kebutuhan sehari-hari,” terang Tri.H

arga lobster tiap kilogram mencapai Rp250.000. Sedangkan, hasil tangkapan dari jaring yang ditambatkan pada jangkar yang dibenamkan selama satu hari satu malam mampu menangkap lobster hingga belasan kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya