SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan tangkapan nelayan. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, KULONPROGO — Para nelayan di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak bisa melaut karena cuaca ekstrem dan tingginya gelombang tinggi di laut selatan. Padahal, di masa libur Natal dan Tahun Baru ini perminataan ikan di Kulonprogo sedang tinggi-tingginya.

Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pengelolaan Pelelangan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo, Wakhid Purwosubiantoro, menjelaskan selama beberapa hari terakhir gelombang laut di pesisir selatan Kulonprogo sangat tinggi. Sehingga mulai tanggal 23 Desember 2022 lalu, nelayan Kulonprogo menepi dan tidak ada yang melaut.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

“Anginnya besar sama gelombangnya tinggi, jadi enggak ada yang berani melaut. Jadi ini enggak ada ikan,” ujarnya pada Senin (26/12/2022).

Wakhid mengatakan permintaan ikan sedang tinggi di periode libur Nataru ini. Namun, karena tidak ada pasokan ikan dari nelayan lantaran tidak bisa melaut, kebutuhan ikan terpaksa disuplai dari daerah lain.

Dia menyebut kebutuhan ikan di Kulonprogo saat ini diambil dari Jawa Tengah, seperti Cilacap dan Semarang.

Baca Juga: Jadi Penyebab Kemacetan Jogja, Polisi Tak Segan Menindak Juru Parkir Liar

“Permintaannya malah tinggi biasanya, tapi karena ya tadi cuacanya tidak bersahabat, ekstrem sekali, tidak berani yang melaut,” katanya.

Permintaan ikan untuk mencukupi kebutuhan restoran hingga warung makan di libur kali ini terhitung tinggi. Kenaikan permintaan ini biasanya terjadi sampai tahun baru nanti. Sayangnya cuaca ekstrem ini juga diprediksi terjadi hingga 30 Desember nanti.

“Ini hujan ekstrem seperti ini belum berani melaut. Apalagi nanti ini bertahannya sampai tanggal 30 Desember,” lanjutnya.

Salah satu solusi yang paling bisa diimplementasikan nelayan di tengah cuaca ekstrem seperti ini ialah menangkap ikan dari tepian. Cara ini mungkin dilakukan saat nelayan tidak bisa melaut.

Baca Juga: Hadeh, Wisatawan di Pantai Parangtritis Banyak yang Buang Sampah Sembarangan

“Cuma mereka melempar jaring ered, mereka engga melaut kesana, tapi hanya dari pinggir, non-perahu,” ujarnya.

“Kalau itu enggak masalah. Mancing di pinggir laut, kemudian jaring ered di pinggir laut berani, itu enggak masalah. Tapi kalau keluarnya enggak berani, kami belum berani untuk menyuruh para nelayan melaut, imbasnya tinggi,” ujarnya.

Hanya saja tangkapan ikan yang bisa dihasilkan ketika mencari ikan di tepi tentu tak sebanyak dengan tangkap di laut, untung-untungan saja sifatnya.

“Musimnya juga ekstrem, mereka juga tidak selalu dapat. Ukuran untung-untungan ada yang pernah dapat besar juga 2-3 kilogram, tapi kan enggak mesti kaya di tengah [laut],” lanjutnya.

Baca Juga: Jalan Terlalu Gelap, Mobil Terjun ke Sendang Ngembel Bantul

Kenaikan permintaan ikan di tengah libur Nataru memang berpotensi terjadi melihat jumlah wisatawan di Kulonprogo yang mayoritas mengunjungi wisata pantai.

Subkoordinator Kelompok Substansi Objek dan Daya Tarik Wisata, Dinas Pariwisata Kulonprogo, Anom Sudarinto menuturkan wisata pantai masih primadona sebagai tujuan wisatawan selama libur Natal. Berdasarkan data ada 7426 wisatawan yang mengunjungi Pantai Glagah, 911 wisatawan mengunjungi Pantai Congot dan 134 wisatawan dan Pantai Trisik.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Gelombang Laut Tinggi, Kebutuhan Ikan Kulonprogo Terpaksa Dipasok dari Cilacap & Semarang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya