Jogja
Selasa, 4 April 2017 - 08:22 WIB

NELAYAN DIY : Alat Deteksi Ikan hanya untuk Kapal Besar, Ini Penjelasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Nelayan Pantai Sadeng Gunungkidul (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Nelayan DIY akan memanfaatkan teknologi saat melaut

Harianjogja.com,JOGJA — Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) DIY bekerjasama dengan LAPAN Bandung dalam rangka meningkatkan kemampuan nelayan untuk beralihteknologi. Ke depan kapal nelayan DIY akan dipasang alat deteksi ikan dengan berbasis citra satelit.

Advertisement

Baca Juga : NELAYAN DIY : Kapal Nelayan DIY akan Dipasangi Alat Deteksi Ikan Berbasis Satelit

Kepala Dislautkan DIY Sigit Sapto Raharjo menjelaskan, untuk mendorong terjadinya alihteknologi nelayan dari manual menuju digital, pihaknya bekerjasama dengan Lapan Bandung. Salahsatunya dengan mempersiapkan alat pendeteksi ikan di laut, sehingga nelayan dapat menentukan dan memantau letak perairan yang ada banyak potensi ikan. Kerjasama itu telah berlangsung sejak 2016 silam dan tahun ini mulai dilakukan pelatihan terhadap nelayan untuk menggunakan alat tersebut.

Tetapi sayangnya perahu berukuran kecil tidak disarankan menggunakan alat ini. Karena prinsip kerja alat tidak bisa dipasang di titik yang bisa mengalami guncangan besar. Oleh karena itu, penggunaan alat ini lebih direkomendasikan pada kapal dengan mesin di atas 30 grosston. Akantetapi, jika kondisi ombak tidak tinggi, bisa digunakan kapal dengan kekuatan 20 grosston.

Advertisement

“Harga tergantung layarnya. Tetapi dirata-rata antara Rp7,5 juta sampai Rp12 juta,” ucapnya, Senin (3/4/2017)

Ia menambahkan, Dislautkan tengah melakukan sosialisasi penggunaan alat tersebut. Karena belum ada satupun kapal nelayan DIY yang menggunakan alat deteksi ini meski sudah banyak beroperasi kapal 30 grosston. Bahkan, kata dia, kapal bantuan dari pemerintah beberapa waktu lalu pun sudah dilengkapi dengan alat itu. Namun nelayan melepasnya dan memilih tetap menggunakan alat manual rumpon untuk mendeteksi keberadaan ikan.

“Cuma nelayan kita [DIY] karena pakai rumpon masih bisa, sehingga tidak mau belajar inovasi teknologi. Kapal bantuan juga ada alat itu, tapi malah dicopot. Kami tidak kurang-kurang membina melatih untuk menggunakan alat itu,” tegasnya.

Advertisement

Program alihteknologi nelayan itu, kata dia, sekaligus untuk mempersiapkan nelayan DIY, karena ke depan penggunaan rumpon akan dilarang. Sehingga mau tidak mau harus beradaptasi dengan alat digital.

Advertisement
Kata Kunci : Nelayan Diy Pemda DIY
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif