SOLOPOS.COM - ilustrasi

BANTUL—Jika kebijakan pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi dilaksanakan April mendatang, nelayan di Pantai Samas berniat melakukan aksi demonstrasi besar-besaran.

“Kami akan koordinasi juga dengan seluruh nelayan di wilayah Bantul,” tegas Mugiran, salah satu nelayan Pantai Samas, Srigading, Sanden kepada Harian Jogja, Selasa (10/1).

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

ilustrasi

Dengan pembatasan BBM bersubsidi, lanjut dia, pengepul atau pengecer bensin dapat dipastikan tidak bisa lagi membeli bensin menggunakan jerigen di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).

Padahal, nelayan di Pantai Samas, Kuwaru, hingga Depok selama ini hanya mengandalkan bensin campur dari pengecer yang berada di sekitar tempat pelelangan ikan (TPI).

Untuk perahu tempel yang bermesin 2 tak, sekali berlayar membutuhkan bensin campur oli samping sekitar 15 hingga 20 liter. Bensin campur di pengecer harganya Rp6.000 per liter.

Jika pengecer tidak beroperasi, otomatis nelayan harus membeli bensin langsung ke SPBU. SPBU yang terdekat dari Pantai Samas ada di Cengkiran, Kecamatan Pandak. Jaraknya sekitar 15 kilometer.

“Kalau pengecer yang sudah mengantongi surat resmi saja tidak boleh beli bensin dengan jerigen, apalagi nelayan. Masak setiap hari kami harus menggotong mesin kapal ke SPBU,” ujar Mugari.

Sedangkan untuk pembangunan SPBU di sekitar TPI, menurut Mugari hal itu tidak mungkin dilakukan. Sebab, nelayan juga tidak bisa terus melaut selama satu tahun penuh. Musim melaut nelayan biasanya di antara September hingga Juli.(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya