Jogja
Selasa, 30 April 2013 - 23:00 WIB

NGABDUL MENINGGAL : Bagi Bondan Nusantara, Ngabdul Tak Pernah Ambisius

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Amien Rais salat jenazah Ngabdul JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro

Foto Amien Rais salat jenazah Ngabdul
JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro

JOGJA-Kepergian Ngabdul menyisakan duka yang sangat mendalam bagi rekan sejawatnya sesama pemain ketoprak.

Advertisement

Bondan Nusantara, budayawan sekaligus pelaku seni ketoprak kawakan Jogja menilai bahwa Ngabdul adalah satu satunya penerus dari Pangkur Jenggleng yakni melawak sekaligus dengan menembang Jawa.

Lawakan tersebut pertama kali diusung oleh Basiyo. “Dia adalah satu satunya seniman ketoprak yang meneruskan lawakan Basiyo,” ujarnya saat dihubungi Harian Jogja, Selasa (30/4).

Ngabdul, kata Bondan juga merupakan pionir dari dagelan mataram yang lawakannya kemudian diadopsi oleh Srimulat dan beberapa grup lawak lainnya.

Advertisement

Maklum, tatkala dagelan mataram populer pada era 198-0an, Ngabdul merupakan salah satu anggotanya. Kelompok ini kerap tampil di RRI pada waktu itu.

Menurut Bondan ada hal menarik dalam diri Ngabdul yang menjadikan ia berbeda dengan seniman ketoprak lainnya. Di saat seniman ketoprak bermimpi untuk melakukan pentas di Jakarta dan berkarir disana, Ngabdul justru tidak terlalu berambisi.

“Alhamarhum justru nrima ing pandum karena ia meyakini bahwa Jogja merupakan yang sudah tepat. Padahal pelawak generasi dibawahnya seperti Marwoto seringkali tampil disana [Jakarta]. Hal ini menarik karena sebenarnya mendiang memiliki kualitas yang juga mumpuni,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif