SOLOPOS.COM - Atraksi motor di Jembatan Kali Progo, Selasa (31/7) (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Atraksi motor di Jembatan Kali Progo, Selasa (31/7) (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Banyak kegiatan bisa dilakukan untuk menunggu waktu buka puasa di sore hari, yang disebut ngabuburit. Kaum muda di Kalibawang dan Sleman perbatasan, menggunakan waktu ngabuburit dengan menyaksikan keindahan alam sore hari di jembatan Kali Progo, perbatasan Kalibawang dengan Minggir Sleman.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Melewati jembatan Kali Progo ini di sore hari, pengendara harus berhati-hati. Pasalnya, sejumlah sepeda motor akan tampak terparkir di tepi jalan di tengah jembatan. Beberapa sepeda motor akan bergerombol, dsan sejumlah pemuda tampak duduk-duduk di trotoar jembatan seanjang lebih dari 100 meter itu.

Pemandangan ini akan tampak pada sore hari, mulai pukul 16.00 saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Awalnya hanya satu rombongan, lama-lama kawasan itu akan ramai. Tidak hanya muda-mudi, bahkan orang dewasa pun ada yang mengajak keluarganya datang ke lokasi itu. Mereka mencari tempat sendiri yang masih kosong, kemudian duduk-duduk, bahkan hanya sekedar berdiri.

Yuni, salah satu warga asal Godean Sleman mengaku sengaja datang ke jembatan itu untuk menunggu waktu buka puasa. Ia datang bersama suami dan anaknya yang masih balita. Yani berjalan mondar mandir di trotoar sambil mengajak bicara anaknya. “Saya memperlihatkan sepeda motor yang lewat serta aliran sungai pada anak saya,” ungkapnya, kepada Harian Jogja, Selassa (31/7) sore.

Ia mengaku telah selesai memasak dan mempersiapkan keperluan berbukapuasa, sehingga menunggu magrib dengan bermain di jembatan tersebut.

Lain lagi Aditia Dwi Rohman. Pemuda asal Nanggulan ini datang bersama sejumlah temannya ke lokasi itu sekitar pukul 16. 30 WIB. Di lokasi itu, ia tidak hanya nongrong tetapi berlatih atraksi mengendarai sepeda motor. Ia mengendarai kesana kemari saat pengendara yang melintas sepi. Sejumlah temannya duduk di trotoar, menyaksikan dan menyemangatinya.

Tidak hanya temannya, orang-orang yang berada di lokas itu pun ikut menyaksikan. “Kalau berlatih banyak yang menonton itu jadi semangat,” ungkap Aditia yag saat berlatih tetap menggunakan helm itu.

Ia mengaku sudah beberapa kali ngabuburit sambil berlatih atraksi sepeda motor di jembatan itu. Selain banyak yang menonton, menurutnya jembatan ini lebih sepi daripada jembatan Kali Progo perbatasan Nanggulan-Sleman.

Kegiatan yang ada di jembatan itu rupanya tidak mengganggu pengendara yang melintas. “Tidak masalah, malah senang kalau lewat jembatan ini saat ramai. Kalau sepi terasa jauh sekali sehingga banyak yang mengebut,” kata Sari, warga Kalibawang yang melintas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya