Jogja
Kamis, 28 Juli 2022 - 20:51 WIB

Nikmatnya Lopis Mbah Satinem, Pembelinya Rela Antre Panjang

Tri Indah Lestari  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mbah Satinem saat meracik lopis pesanan pelanggannya, Selasa (26/7/2022). - Harian Jogja/Tri Indah Lestari/M134

Solopos.com, JOGJA — Selain dikenal sebagai kota wisata dan budaya, Kota Jogja juga dikenal dengan kulinernya. Banyak kuliner khas yang dijual di Jogja, salah satunya adalah lopis Mbah Satinem.

Kudapan satu ini tergolong kuliner legendaris yang ada di Jogja. Sudah dijual sejak puluhan tahun silam.

Advertisement

Satinem atau Mbah Satinem ini menjual panganan lopis di depan toko optik di barat Tugu Pal Putih Jogja atau di depan Pasar Kranggan, Jogja.

Nenek berusia 76 tahun itu dibantu putrinya, Mukinem, saat berjualan kudapan ini. Lapak Mbah Satinem ini buka pada pagi hari. Meski baru buka, banyak orang yang antre untuk bisa menikmati kudapan ini.

Advertisement

Nenek berusia 76 tahun itu dibantu putrinya, Mukinem, saat berjualan kudapan ini. Lapak Mbah Satinem ini buka pada pagi hari. Meski baru buka, banyak orang yang antre untuk bisa menikmati kudapan ini.

Saking banyaknya yang antre, pembeli pun diberi nomor antrean. Selesai mempersiapkan dagangan, Mbah Satinem mulai meracik lopis yang dibungkus dengan daun pisang untuk pelanggan pertamanya.

Baca Juga: Terjerat Utang Gegara Kalah Judi, Residivis di Sleman Gelapkan Motor

Advertisement

Mbah Satinem sudah berjualan lopis ini sejak 1963. Sebelumnya, Satinem muda berjualan lopis dengan keliling dari kampung ke kampung bersama ibunya. Kemudian, karena mampu berjualan sendiri, Satinem akhirnya berjualan hingga sekarang.

Pada usia yang hampir delapan dasawarsa, Mbah Satinem masih cekatan melayani permintaan pelanggan. Ia dibantu Mukinem, yang seolah berperan menjadi juru bicara sekaligus kasir.

Baca Juga: Dianggap Jadi Penyebab Tawuran Jogja, Suporter Solo Kok Gak Ditangkap?

Advertisement

Lantas apa sebenarnya yang membuat lopis Mbah Satinem ini begitu ramai pengunjung? Dari penuturan sejumlah pembeli yang sebagian besar merupakan wisatawan lokal, mereka datang untuk menjawab rasa penasaran dan mencicipi langsung lopis Mbah Satinem yang mereka tahu dari media sosial maupun rekomendasi dari teman.

Mbah Satinem pernah masuk dalam salah satu film dokumenter berdurasi 30 menit di platform video on-demand Netflix.

Rentang usia pembeli bermacam-macam dari muda hingga tua. Alya, mahasiswi asal Solo mengaku tertarik dengan lopis Mbah Satinem karena suasananya. Tak hanya wisatawan lokal, turis mancanegara juga rela antre untuk menikmati makanan tradisional itu.

Advertisement

Baca Juga: Situs Watu Dukun Ponorogo, Tempat Bertapa yang Banyak Didatangi Pejabat

Hannah dan Tino dari Austria dan Belanda datang atas rekomendasi dari seseorang di tempat mereka menginap. Mereka pun mengaku menikmati sajian manis dari jajanan pasar dari Mbah Satinem.

“Butuh sekitar empat hingga lima jam untuk mendapat lopis yang sempurna,” kata Mukinem sambil memberikan uang kembalian ke pembeli.

Lopis adalah jajanan pertama yang dibuat dari sore hari, berbeda dengan jajanan lainnya seperti cenil, gatot, tiwul, dan ketan yang diolah sejak tengah malam.

Baca Juga: Deretan Kuliner Lezat di Malioboro Jogja yang Wajib Dicoba

Saat terik Matahari yang mulai terasa menyengat, dagangan Mbah Satinem berangsur-angsur habis. Lapaknya hanya buka tiga atau empat jam hingga dagangan ludes terjual.

Pembeli lopis Mbah Satinem harus ekstra sabar. Selain antrean yang panjang, Mbah Satinem meracik jajanan dengan begitu pelan. Namun, selagi menunggu pelanggan dapat mencicipi sejumlah jajanan pasar maupun cemilan yang tersedia seperti klepon, tahu goreng, risoles, rempeyek, susu kedelai, abon sapi yang diletakkan di meja kecil Mbah Satinem.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan Lopis Legendaris Jogja: Dibuat Lima Jam, Ludes dalam Sesaat

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif