SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyandang disabilitas. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-National Paralympic Committee (NPC) Gunungkidul berharap para penyandang disabilitas (cacat) jangan hanya diberi ketrampilan untuk menjadi tukang pijat namun juga kemampuan berwirausaha.

Ketua NPC Gunungkidul Untung Subagyo menuturkan selama ini bantuan pemerintah hanya terfokus pada kursus ketrampilan menjahit, pijat dan pertukangan. Menurutnya para difabel juga memiliki bakat lain.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

“Misalnya diberi pelatihan wirausaha seperti ternak atau diberi permodalan sehingga kami bisa lebih mengembangkan diri. Jangan divakumkan. Saya merasa 12.000 orang difabel di Gunungkidul ini masih meprihatinkan,” tutur dia kepada Harianjogja.com  di Wonosari, Kamis (5/12/2013).

Ia juga menyayangkan fasilitas yang belum merata seperti pembagian raskin, bantuan langsung sementara tunai atau keluarga harapan. Untung menuturkan belum semua penyandang cacat merasakan fasilitas tersebut meskipun rata-rata kondisi ekonomi mereka di bawah rata-rata masyarakat Gunungkidul.

“Kami juga berharap perhatian pemerintah ditingkatkan dengan mengangkat pegawai dari kaum difabel. Kalau memang memiliki prestasi dan mumpuni kan bisa diberdayakan,” papar dia.

Melalui pemberdayaan tersebut ia yakin harkat dan martabat kaum difabel bisa terangkat. Ia mengaku selama ini kaum difabel masih menjadi kaum terpinggirkan dan masih dipandang sebelah mata.

“Kami ini ada dan kami bisa berkarya. Selain itu dalam momen Hari Penyandang Cacat yang jatuh 3 Desember lalu, kami ingin 12.000 difabel di Gunungkidul  juga rukun. Selama ini memang belum bisa bersatu karena masih ada ego masing-masing,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya