SOLOPOS.COM - Melasti di Telaga Madirda Karanganyar, Minggu (15/3/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Nyepi 2015 yang sebentar lagi diperingati umat Hindu, diawali dengan prosesi Melasti.

Harianjogja.com, BANTUL-Upacara Melasti atau labuhan suci menjadi rangkaian awal peringatan Tahun Baru Saka atau yang biasa disebut dengan Nyepi. Di Jogja, prosesi Melasti dilaksanakan di Pantai Parang Kusumo, Bantul, pada hari Minggu (15/3/2015) dengan diikuti ribuan umat Hindu dari berbagai daerah. Seperti DIY, Solo, dan juga Magelang.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Ketua Umum Panitia Nyepi 2015 DIY, Made Astra Kanaya, mengatakan Melasti merupakan rangkaian awal dari kegiatan Nyepi di mana dilaksanakan penyucian arca Pratima, Nyasa, Pralingga sebagai wujud Sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa beserta manifestasiNya.

“Makna Melasti untuk melenyapkan penderitaan masyarakat dan kotoran dunia alam semesta,” kata Made Astra di hadapan 5.000an umat Hindu yang hadir. Selain pembersihan diri, Melasti juga diisi dengan pembersihan alat upacara yang akan digunakan pada perayaan Nyepi di Candi Prambanan, Kamis (19/3/2015).

Dengan mengangkat tema Umat Hindu membangun harmoni kesadaran siritual dan budaya nasional, ia berharap agar masyarakat dalam berkehidupan dapat menyelaraskan antara ucapan dengan tindakan.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Jogja, Ida Bagus Agung, menyampaikan Dharma Wacana (kotbah dalam ajaran Hindu) mendasar mengapa Melasti selalu mengawali seluruh rangkaian perayaan Nyepi umat Hindu.

Umat Hindu meyakini adanya empat jaman kehidupan yakni Satyayuga, Kertayuga, Dwaparayuga, dan Kaliyuga. “Satyayuga itu jaman keemasan di mana manusia memiliki kadar spiritual yang tinggi. Kertayuga, kadar spiritual mulai menurun jadi jaman perak,” kata Ida Bagus.

Selanjutnya, Dweparayuga yang juga disebut jaman perunggu, serba setengah-setengah. Konsen manusia pada spiritual 50% dan 50% untuk duniawi. Terakhir, Kaliyuga adalah di mana manusia sudah sangat fokus pada duniawi semata. “Spiritual tinggal 25% dan alam semesta semakin kotor. Oleh karena itu harus dibersihkan melalui Melasti,” tegas dia.

Dalam prosesi Melasti tersebut, peralatan keagamaan dibersihkan dan dilakukan labuhan beberapa sesaji berupa makanan ke laut. Setelah proses Melasti, Kamis mendatang akan dilanjutkan acara Tawur Agung di komplek Candi Prambanan.

“90% Presiden Jokowi akan datang sehingga persiapan harus matang,” kata Ketua Pelaksana Nyepi, Nyoman Warta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya