SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa SD Negeri Plumpit didampingi pelatihnya Isrori Teguh Aprianto memperlihatkan piala O2SN tingkat Kabupaten Gunungkidul dari cabang catur, Kamis (21/4/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

O2SN Gunungkidul dimenangkan SDN Plumpit sebagai juara umum

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL –  Sekolah Dasar Negeri Plumpit, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong berhasil menjadi juara umum di cabang olahraga catur dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Gunungkidul pada 14-16 April lalu. Atas torehan itu, tiga siswa dari sekolah ini berhak mewakili Gunungkidul dalam O2SN di tingkat provinsi.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Dalam O2SN tingkat kabupaten ini, catur mempertandingkan empat nomor, takni catur cepat putra-putri dan catur standar putra-putri. Dari empat nomor itu, tim dari SD Plumpit berhasil memboyong lima piala.

Rinciaannya juara pertama untuk nomor catur cepat putra diraih Aditya Riki Praseyya, catur cepat putri oleh Indah Gita Cahyani dan catur standar putri diraih Anggita Sekar Ayu. Sementara itu dua piala lainnya merupakan juara kedua catur standar putra dan catur cepat putra.

“Sebenarnya kita berpeluang menyapu bersih juara satu. Sayangnya untuk final catur standar putra, siswa kami kalah dari murid asal SD Wonosari,” kata Pelatih Catur SD Plumpit Isrori Teguh Aprianto kepada Harianjogja.com, Kamis (21/4/2016).

Menurut dia, capaian ini sangat membanggakan. Dari sisi prestasi juga ada peningkatan jika dibadingkan dengan hasil yang diperoleh di tahun lalu, di mana SD Plumpit hanya menggondol satu gelar juara dari nomor catur cepat putra.

“Kami akan kirimkan 3 siswa untuk berlaga di O2SN tingkat provinsi. Target kami ingin mengulang prestasi di 2011, di mana salah seorang siswa bisa mampu mewakili DIY dalam O2SN tingkat nasional,” kata Guru Olahraga ini.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Plumpit Syamsudin mengaku bangga dengan capaian yang diperoleh peserta didik. Penyelenggaraan O2SN untuk wakil dari Kecamatan Ponjong kesemuanya berasal dari sekolah letaknya tidak jauh dari Gua Song Gilab.

“Kami kirimkan 12 siswa untuk maju di cabang catur dan hasilnya 3 siswa berhasil meraih juara satu,” katanya.

Dia mengatakan, keberhasilan ini tidak lepas dari pihak sekolah yang fokus untuk mengembangkan olahraga catur. Prestasi tersebut tidak diperoleh secara instan karena pembinaan sudah mulai dilakukan sejak 2008 lalu.

Pemilihan olahraga ini menurut Syamsudin merupakan hal yang relevan dan sesuai dengan kondisi ekonomi di Dusun Klumpit, Kenteng di mana masih banyak warga yang miskin . Di satu sisi, untuk mengejar prestasi akademik dengan sekolah di perkotaan sangat sulit, sedang untuk pengembangan olahraga populer seperti sepak bola dan bulutangkis juga terkendala fasilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya