Jogja
Rabu, 18 Desember 2013 - 17:40 WIB

Oknum Guru di Bantul Aniaya Warga

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan (JIBI/Solopos/Istimewa)

Harianjogja.com, BANTUL- Seorang oknum guru SD di Pleret Bantul melakukan tindak penganiayaan ke sejumlah warga. Melibatkan oknum TNI, korban penganiayaan diminta mencabut laporan ke polisi.

Penganiayaan terjadi Minggu (15/12/2013) lalu di Dusun Kloron, Bawuran Pleret, Bantul. Aksi itu dilakukan guru olahraga bernama Sutopo. Pelaku memukul warga bernama Sriyono dan menabrak salah seorang warga lainnya dengan mobil.

Advertisement

Korban penganiayaan, Sriyono, ditemui Rabu (18/12/2013) mengungkapkan, kala itu tengah berlangsung pemilihan kepala desa (Pilkades) di Bawuran, Pleret.

Serombongan warga pendukung salah satu calon menggelar konvoi sepeda motor melintasi rumah pelaku. Sialnya, Sriyono yang kala itu berboncengan dengan seorang warga berada di belakang barisan konvoi motor. Saat melewati rumah pelaku, korban dihadang.

Advertisement

Serombongan warga pendukung salah satu calon menggelar konvoi sepeda motor melintasi rumah pelaku. Sialnya, Sriyono yang kala itu berboncengan dengan seorang warga berada di belakang barisan konvoi motor. Saat melewati rumah pelaku, korban dihadang.

“Teman saya yang membonceng dicekik lehernya, waktu saya turun dari motor saya justru dipukul dengan ruyung [kayu terdapat rantai]. Enggak ada bicara apa-apa langsung dipukul,” ungkap Sriyono.

Akibat kejadian itu, ia mengalami luka di bagian pelipis kanan dan masih diperban saat ditemui media ini.

Advertisement

“Padahal saya itu cuma naik motor kebetulan di belakang rombongan konvoi,” tuturnya.

Setelah mengalami penganiayaan, ia lalu memeriksakan diri ke RS dan meminta hasil visum serta melaporkannya ke Polsek Pleret. Namun Senin (16/12/2013) malam, pelaku justru mendatangi rumah Sriyono membawa sejumlah keluarganya yang merupakan oknum TNI.

Dalam pertemuan itu, Sutopo meminta maaf dan meminta laporan polisi dicabut. Dia juga mengklaim melakukan penganiayaan karena tengah emosi lantaran ada persoalan dan melampiaskan kemarahannya pada korban.

Advertisement

Esok harinya Selasa (17/12), korban didampingi Sutopo mencabut laporan di polisi. Sedianya kata Sriyono, ia enggan mencabut laporan tersebut. Namun ia dihantui rasa takut.

“Pertama karena Pak Topo bawa-bawa TNI segala, selain itu ada warga yang bilang ke saya, kalau enggak dicabut, nanti saya bisa diculik sama TNI itu, ke mana pun saya kerja akan dibuntuti,” imbuhnya.

Menurut Sriyono, tak hanya dirinya yang menjadi korban penganiayaan. Sebelum ia dipukul, pelaku juga menabrak salah seorang warga peserta konvoi dengan mobil. Beruntung korban tak mengalami luka serius hanya sepeda motornya yang rusak.

Advertisement

Sutopo saat dikonfirmasi mengatakan, kasus penganiayaan itu sudah berujung damai. “Itu sudah damai enggak ada apa-apa, sudah baik-baik saja,” ungkapnya.

Ihwal melibatkan oknum TNI, Sutopo tak mengakui dan juga tak membantah. “Kata siapa itu,” lanjutnya singkat.
Namun ia menegaskan tak pernah menekan korban agar mencabut laporannya. “Enggak ada saya menekan, sudahlah itu sudah damai,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif