SOLOPOS.COM - ilustrasi hasil razia minuman keras. (JIBI/dok)

Harianjogja.com, BANTUL- Oknum kepolisian di Bantul ditengarai kerap membocorkan operasi minuman keras yang digelar di sejumlah pantai selatan Bantul.

Kepala Polres Bantul AKBP Surawan mengungkapkan pihaknya kesulitan merazia peredaran minuman keras di sejumlah objek wisata seperti Pantai Parangkusumo dan Pantai Samas. Lantaran setiap razia digelar, para penjual minuman keras sudah lebih dulu kabur atau membentengi diri dari aksi petugas. Pasalnya kata dia, sebelum polisi datang, info mengenai razia tersebut sudah bocor ke para penjual minuman keras.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

“Agak sulit juga, setiap razia infonya bocor terus,” terang Surawan, Senin (2/9/2014).

Ia mengakui bocornya rencana operasi itu akibat ulah oknum polisi di lembaganya.

“Mungkin itu oknum yang membocorkan, tapi sudahlah itu sudah terlanjur,” tuturnya.

Namun ia tidak memberi ketegasan apakah oknum pembocor razia itu bakal diselidiki dan diberi sanksi. Surawan menyatakan, tengah mencari cara agar razia minuman keras yang diatur oleh Perda Kabupaten Bantul tidak lagi bocor sehingga dapat menangkap sebanyak mungkin pelaku.

“Makanya sekarang kami cari cara, bagaimana supaya tidak bocor, jadi anggota di bawah pun tidak tahu,” paparnya.

Ditambahkannya, penjual minuman keras di pesisir selatan semakin cerdik menyembunyikan barang haram tersebut. Ada yang menyimpannya di bawah bantal, ada pula yang disimpan di dalam bungker yang dibuat di bawah tempat tidur.

“Ada juga modusnya pura-pura sakit waktu petugas datang, tapi tetap kami suruh bangun. Setelah dicek di tempat tidurnya ada minuman keras,” imbuhnya.

Polisi kini memfokuskan merazia minuman keras tidak berizin di sejumlah objek wisata, sebab lebih mudah dibuktikan. Sedangkan razia prostitusi menurut Surawan lebih sulit dilakukan. Ia menyontohkan di Pantai Parangkusumo, selain ditengarai banyak sarang prostitusi, namun di sana juga ada objek ziarah yaitu Cepuri.

“Yang datang ke sana banyak yang pakai kerudung, kami kan mau merazia sulit. Kalau dirazia enggak tahunya itu memang benar warga baik-baik mau ziarah bukan PSK [pekerja seks komersial] kan repot juga. Sekarang mungkin mereka lebih canggih mengelabui petugas,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya