SOLOPOS.COM - Ilustrasi hotel. (Freepik)

Solopos.com, JOGJA — Tingkat okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta atau DIY berada di tingkat rendah, yakni kisaran 35%. Salah satu faktor penyebabnya tak lain adalah kebijakan pemerintah yang menetapkan DIY berada di PPKM Level 4.

Dengan penerapan PPKM Level 4 okupansi hotel di DIY pun menjadi tertahan hal ini akan semakin menurun ketika memasuki bulan Ramadan.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan dampak dari PPKM level 4 yang diperpanjang, semakin memperparah tingkat okupansi hotel di DIY. Rata-rata okupansi hotel DIY, menurut Deddy beerada di angka 35%.

Baca juga: Hotel DIY Berharap Kecipratan Untung Momen Pemilu 2019

“Kami sudah berupaya membantu pemerintah dengan vaksinasi serta penerapan prokes yang ketat agar bisa turun level, tapi belum juga berhasil. Padahal tingkat kasus turun. Presiden sudah bermalam di Jogja dan bisa ke Pasar Sentul, supermarket, pantau minyak goreng, ini sebetulnya menandakan Jogja sehat, aman, nyaman. Tapi, kami heran kok ya masih level 4 DIY,” kata Deddy, Kamis (17/3).

Deddy mengatakan di awal tahun ini sebenarnya menjadi momen untuk meningkatkan pendapatan, sebelum masuk Ramadan. “Kami sebenarnya berharap Maret ini bisa untuk cover operasional hotel di bulan puasa, serta untuk THR, tetapi ternyata ambyar. Masuk bulan Puasa biasanya tamu drop,” ujar Deddy.

Akan ada beberapa upaya yang dinilai bisa membantu menambah pemasukan di bulan Ramadan nantinya. “Ada paket-paket buka bersama pastinya. Kemudian, ada paket stay hemat. Kami berharap level segera turun menjadi 1. Pemerintah membantu mengeluarkan kebijakan apapun yang bisa membuat sedikit bernafas,” ujar Deddy.

Senada disampaikan Marcomm Manager ARTOTEL Suites Bianti-Yogyakarta, Sankar Adityas Cahyo, yang mengungkapkan PPKM level 4 berpengaruh pada capaian okupansi. “Okupansi stabil dibawah 50%, individual traveller juga masih belum pick up dan untuk MICE government ada lead-nya, tapi belum maksimal,” ucap Sankar.

Baca juga: Awal 2022, Tingkat Hunian Hotel di DIY Menggembirakan

Sankar juga mengatakan jika melihat tahun-tahun sebelumnya, terjadi penurunan tingkat okupansi. “Masa Ramadan okupansi kamar juga sepi, kuliner yang ramai. Untuk promo kami belum luncurkan saat ini karena kami selalu jadi trendsetter hotel-hotel di Jogja. Tapi, kami buka guest list bagi tamu yang ingin tahu harga buka bersama kami,” ujar Sankar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya