SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi nelayan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ilustrasi nelayan (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Ombak tinggi Pantai Selatan membuat produktivitas nelayan pesisir selatan berhenti. Nelayan memilih libur dan tidak melaut 

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

 

Harianjogja.com, BANTUL-Cuaca di Pantai selatan Kulonprogo yang tak bersahabat membuat nelayan di kawasan itu meliburkan diri.

Sudarmanto, 25, salah satu nelayan Pantai Trisik mengaku, sudah seminggu tidak bisa mencari ikan. Pasalnya, ombak besar dan angin kencang membuatnya tidak berani membawa kapal ke tengah lautan.

“Tinggi ombak sekitar empat meter sampai tujuh meter. Kondisi ini sudah sejak satu setengah bulan lalu,” ujar Sudarmanto kepada wartawan, Senin (8/6/2015).

Sudarmanto mengungkapkan, cuaca yang sedang tidak bagus ini memaksa nelayan untuk berhenti melaut sementara. Dia mengatakan, kondisi tersebut membuat nelayan terpaksa menganggur untuk sementara waktu. Bahkan, dia mengatakan, beberapa nelayan mulai beralih menjadi petani melon, cabe hingga semangka.

“Padahal, saat ini musim ikan bawal. Kalau tangkapannya bagus, hanya sekali melaut kami bisa menghasilkan Rp4 juta sampai Rp6 juta,” ungkap Sudarmanto.

Di sekitar kampung nelayan, hanya tampak beberapa nelayan yang membersihkan kapal-kapal. Beberapa nelayan tampak merapikan jala dan perlengakapan yang biasa digunakan untuk mencari ikan.

Angin kencang dan ombak pantai yang kencang juga mengancam kapal-kapal nelayan. Jika nelayan tetap memaksa melaut, sampah-sampah yang terbawa ombak dikhawatirkan dapat mengancam lambung kapal.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya