Jogja
Sabtu, 16 Januari 2016 - 05:40 WIB

ORANG HILANG : Polda Deteksi Dua Terduga Eksodus Gafatar

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menyimak kembali tabloid Gafatar terbitan 2014 di Jombang, Rabu (13/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Mereka diduga tidak jauh berada di sekitar lokasi diamankan korban, Faza Anangga Noviansyah.

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN – Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) kembali mendeteksi dua korban eksodus ormas Gafatar. Mereka diduga tidak jauh berada di sekitar lokasi diamankan korban, Faza Anangga Noviansyah.

Seperti diketahui Faza berhasil diamankan petugas di Kecamatan Delta Pawan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (13/1) lalu. Kini masih dalam proses penjemputan tim Satgas dari Polda DIY.

Sedangkan kedua orang yang terdeteksi itu secara resmi telah dilaporkan sebagai orang hilang di Polda DIY. Ahmad Kevin Aprilio dilaporkan hilang oleh ibunya, Olivia Sandra Yunita warga Jetis, Sinduadi, Mlati, Sleman. Kevin hilang diajak ayah kandungnya, Sanggar Yamin alias Angga sejak 26 November 2015. Keluarga menemukan pesan berisi rencana melakukan eksodus ke suatu tempat bersama ormas Gafatar. Sedangkan Diah Ayu Yulianingsih, 28, warga Perumahan Candi Gebang Permai IV nomor 1 Jetis RT18/RW66 Wedomartani, Ngemplak, Sleman juga dilaporkan hilang bersama anak balitanya.

Advertisement

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi mengakui telah mendeteksi keberadaan Kevin dan Dyah Ayu. Meski enggan menyebutkan secara pasti lokasinya, namun ia memberi sinyal keberadaan keduanya masih berada dalam satu pulau atau tempat diamankannya Faza. Sementara Faza sendiri dalam proses penjemputan. “Faza dalam proses kita jemput, Dyah Ayu dan Kevin ada di sekitar situ-situ [lokasi ditemukannya Faza] juga,” ujar Hudit saat ditanya wartawan di Mapolda DIY, Jumat (14/1/2016) pagi.

Informasi yang dihimpun Harian Jogja, di salahsatu titik lokasi Pulau Kalimantan ditengarai terdapat sejumlah kamp yang diduga dipakai hijrah oleh anggota ormas Gafatar. Mereka yang tinggal di lokasi tersebut berasal dari sejumlah daerah seperti DIY dan Jawa Tengah. Akan tetapi mereka yang melakukan eksodus rata-rata dengan menghilang secara tiba-tiba bahkan ada pula tanpa berpamitan. Di kamp itu mereka menggarap berbagai lahan untuk bertahan hidup mulai dari pertanian, peternakan perikanan dan lain-lain. Program itu sesuai dengan formulir eksodus yang ditemukan di salahsatu bekas kantor Gafatar di Kadisoko, Purwomartani, Kalasan, Sleman, bahwa setiap peserta diminta memilih keahlian untuk dikembangkan di lokasi eksodus.

“Memang laporan orang hilang terus bertambah. Sampai hari ini [Jumat 15/1], laporan orang hilang lebih dari 40 orang dan kita sudah bentuk tim untuk menyelidiki keberadaan mereka,” tegas Hudit.

Advertisement

Terkait penanganan kasus yang membelit Eko Purnomo dan Veni Orinanda dengan tuduhan penculikan, lanjutnya, Jumat (15/1) kemarin dokter Rica selaku korban telah diperiksa. Tetapi, pemeriksaan dilakukan secara rahasia di salahsatu tempat dengan disampingi psikolog.

“Rica hari ini diperiksa tetapi tidak di Polda dan itu diperbolehkan. Rica tidak diperiksa di Polda karena dia kondisi diluar faktor kewajaran,” ujarnya.

Selain itu, kemarin penyidik juga memeriksa Veni untuk tambahan berkas pemeriksaan karena ada beberapa hal yang harus dilakukan sinkronisasi dan digali lebih dalam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif