SOLOPOS.COM - Warga Gafatar bersama anaknya mendapat pengawalan dari aparat TNI setibanya di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Rabu (27/1/2016). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Solopos)

Mereka masih merahasiakan identitas kelompok itu dan melakukan penyelidikan lebih mendalam.

 

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Harianjogja.com, JOGJA-Aparat penegak hukum di DIY mengendus gerakan organisasi mirip Gafatar. Namun mereka masih merahasiakan identitas kelompok itu dan melakukan penyelidikan lebih mendalam.

Humas Polda DIY AKBP Anny Pudjiastuti Jumat (4/3) mengatakan pihaknya sudah mengerahkan tim intelijen untuk melakukan deteksi dini. Dia tak menampik bila memang ada indikasi gerakan semacam Gafatar yang beroperasi di DIY. Namun dia enggan menyebutkan nama organisasinya. Yang jelas, lanjut Anny mereka selalu mengawasi organisasi apapun yang berdiri dan beroperasi di wilayah kerjanya.

“Kita tidak bisa menjustifikasi organisasi yang muncul, tentu harus ada pendalaman terlebih dahulu,” ungkap dia.

Meskipun memastikan aparat kepolisian siaga, Anny meminta masyarakat tak resah dan tetap waspada. Dia mengimbau masyarakat ubtuk memiliki daya tangkal di lingkungan terdekat. Menurutnya tak ada salahnya bila masyarakat berhati-hati bila ada kelompok yang mengajak bergabung dengan organisasi tertentu. Bila dirasa meragukan laporan bisa dilayangkan ke pihak terkait seperti Polisi untuk mendapatkan saran yang tepat.

“Bukan lantas mudah curiga, tapi hati-hati kan tidak ada salahnya,” imbuh dia.

Kewaspadaan juga menurutnya perlu dimiliki pemilik kontrakan dan kos. Pemilik rumah menurutnya harus segera melapor ke ketua RT bila ada warga yang menempati rumah yang disediakannya. Imbauan ini menurutnya bukan tanpa alasan. Selama ini banyak pemilik kontrakan yang bahkan tak mengetahui latar belakang pengontrak rumahnya

Terpisah, Anggota Komisi A DPRD DIY Rendradi Suprihandoko menuturkan organisasi semacam Gafatar bisa tumbuh dan berkembang dimana saja. Bahkan belum lama ini pihaknya sempat mendapatkan permintaan audiensi dari sebuah organisasi. Namun setelah diselidiki ternyata tak jelas latar belakang, alamat dan orang yang bisa dihubungi dari organisasi itu.

Politisi PDIP itu melanjutkan organisasi semacam itu biasanya mencoba mencari pengakuan dengan beraudiensi dengan lembaga daerah. Dari situ keberadaan mereka seakan mendapatkan legitimasi dan memudahkan langkah dalam merekrut anggota.

“Jadinya semacam perkenalan dulu. Langkah itu cerdas juga,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya