Jogja
Rabu, 20 Januari 2016 - 04:20 WIB

PACEKLIK GUNUNGKIDUL : Muncul Ulat Jati, Apakah Pertanda akan Paceklik Seperti Tahun 1962?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang petani sedang merawat tanaman padi yang ada di Dusun Karanglor, Bejiharjo, Karangmojo, Senin (18/1/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Paceklik Gunungkidul dikhawatirkan terjadi tahun ini sebab muncul tanda seperti ulat jati

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Cuaca yang tidak menentu di akhir-akhir ini dikait-kaitkan dengan fenomena mengganasnya serangan ulat jati yang merata di seluruh wilayah di Gunungkidul. Kejadian itu dianggap sebagai sebuah pertanda akan adanya ancaman kegagalan panen.

Advertisement

Suginah,49, warga Dusun Karanglor, Desa Bejiharjo, Karangmojo hanya terpaku melihat hamparan tanaman padi yang tidak tumbuh dengan baik. Secara aturan, memasuki bulan kedua pemeliharaan, harusnya tanaman padi mulai berbuah.

Namun kenyataannya, hal tersebut urung kesampaian, karena hujan yang sempat berhenti dalam sebulan terakhir membuat tanamannya itu dalam kondisi yang kurang baik. Bahkan lahan yang digunakan untuk menggarap masih terlihat kering dan sisa-sisa retakan tanah akibat kekeringan masih dapat dilihat.

Advertisement

Namun kenyataannya, hal tersebut urung kesampaian, karena hujan yang sempat berhenti dalam sebulan terakhir membuat tanamannya itu dalam kondisi yang kurang baik. Bahkan lahan yang digunakan untuk menggarap masih terlihat kering dan sisa-sisa retakan tanah akibat kekeringan masih dapat dilihat.

Di samping itu, tanaman padi yang dimiliki Suginah juga mulai menguning. Namun perubahan warna itu bukan karena tanaman sudah menua, tapi karena layu karena kekurangan air. “Ini masih baik, karena hujan yang mulai turun lagi memberikan harapan padi saya bisa tumbuh lagi,” kata Suginah kepada Harian Jogja, Senin (18/1/2016).

Ia mengakui sebelum hujan turun, para petani sempat melakukan ritual meminta hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegelisahan dan upaya dari warga seperti mendapatkan jawaban, karena tidak berselang lama hujan pun akhirnya turun.

Advertisement

Kegelisahan yang sama juga dirasakan oleh Sunaryo, petani asal Dusun Grogol 6, Desa Bejiharjo. Gara-gara hujan yang sempat berhenti beberapa waktu membuat tanamannya terancam mati. Bahkan ia, tidak mau lagi dan membiarkan tumbuh dengan sendiri.

“Awalnya saya sangat bersemangat untuk menanam bahkan sudah melakukan pemupukan. Tapi setelah itu, hujan berhenti turun sehingga berdampak terhadap pertumbuhan padi yang dimiliki,” kata Sunaryo.

Dia mengakui, cuaca aneh yang terjadi di tahun ini merupakan yang paling ekstrim jika dibandingkan dengan kondisi di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan ia mengaitkan kondisi ini dengan fenomena serangan ulat jati yang begitu meraja lela di seluruh wilayah.

Advertisement

Serangan ulat jati ini mengingatkan pada kejadian yang terjadi pada 1962 lalu. Saat itu, masyarakat mengalami paceklik pangan dan dikenal dengan masa gaber. Dia bercerita, sebelum peristiwa itu terjadi didahului dengan adanya serangan ulat jati yang melanda di seluruh wilayah.

“Entah ini kebetulan atau tidak, tapi faktanya kondisi saat ini hampir mirip kejadian pada 53 tahun yang lalu. Saat itu, bahan pangan memang sulit dicari dan diawali dengan serangan ulat jati yang merata di seluruh wilayah,” ujar Sunaryo.

Dia mengakui, fenomena ini hanya sebagian masyarakat yang tahu, khususnya para orang tua. Hanya saja, ia berharap masa paceklik pangan yang pernah terjadi tak terulang kembali di tahun ini.

Advertisement

“Kalau khawatir itu jelas. Tapi kesemuanya akan saya serahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mudah-mudahan peristiwa buruk itu tak terulang lagi,” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sutaryono, warga Gading, Kecamatan Playen. Menurut keyakinannya, serangan ulat jati yang terjadi tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan petuah dari orang tua dulu, kejadian ini diyakini sebagai pertanda agar masyarakat untuk waspada adanya kemungkinan kegagalan panen dalam bidang pertanian di tahun ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif