SOLOPOS.COM - Proses evakuasi korban tertimpa longsor di lokasi penambangan di wilayah Gunungsari, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Minggu (8/10/2017). (IST/Dok BPBD Sleman)

Terdapat 136 lokasi di Prambanan Sleman rawan aktivitas tambang.

Harianjogja.com, SLEMAN— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat, terdapat tujuh desa di Sleman yang rawan terjadi kecelakaan kerja akibat aktivitas penambangan. Pakar Geogologi menyebut jumlah lokasi rawan kecelakaan bahkan mencapai ratusan titik.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Pakar Geologi Universitas Gadjah Mada Wahyu Wilopo mengatakan, berdasarkan kajian saat terjadi gempa 2006 lalu, terdapat 136 titik rawan di perbukitan Prambanan yang didominasi risiko tanah longsor. Areal kerawanan ini juga membentang hingga kawasan Parangtritis (Kecamatan Kretek, Bantul) serta Bayat (Klaten, Jawa Tengah).

Beberapa titik bahkan rawan longsor akibat hujan dan gempat tanpa harus ditambang oleh masyarakat. Selama dia, jelas dia aktivitas penambangan batu alhasil berisiko di ratusan titik rawan longsor tersebut. Apalagi kata dia, umumnya penambang manual memulai pekerjaannya dari sisi bawah.

Padahal, penambangan sebaiknya dilakukan terukur dan dimulai dari sisi atas guna mengurangi risiko longsor. Selain melihat kontur tanah, penambangan dari bagian atas juga mempertimbangkan aspek beban sisi atas lahan yang ditambang. “Beberapa penambang tapi tidak mengikuti anjuran [penambangan dari atas],” jelas Wahyu Wilopo, Senin (10/10).

Kawasan tambang batu di Prambanan menurutnya sangat rawan longsor. Struktur batuan dan tanahnya banyak mengalami retakan yang diperparah dengan fluktuasi cuaca kadang panas kadang hujan. “Masa seperti musim panas beralih ke musim hujan dipastikan bakal berimbas pada kesolidan tanah,” papar dia. Terkait kondisi di atas, masyarakat setempat dan pemerintah perlu mengambil langkah antisipasi.

BPBD Sleman sebelumnya menyebut tujuh desa rawan kecelakaan kerja karena aktivitas penambangan. Tujuh titik dengan kondisi rawan kecelakaan aktivitas tambang tersebut adalah Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem, Desa Umbulharjo, Kepuharjo dan Glagaharjo Kecamatan Cangkringan serta Desa Sambirejo, Gayamharjo dan Bokoharjo Kecamatan Pramabanan.

Sejumlah desa itu merupakan lokasi penambangan batu dan pasir. Kepala Seksi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Joko Lelono mengatakan, Desa yang berada di lereng Merapi seperti Umbulharjo, Kepuharjo, Glagaharjo dan Hargobinangun terdapat penambangan pasir. “Sedangkan tiga desa terakhir itu ada di [kecamatan] Prambanan tambang batu, rawan karena memang pelapisan batuannya,” jelas dia Senin (8/10/2017).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya