SOLOPOS.COM - Ribuan warga ikut mengantarkan jenazah KGPAA Paku Alam IX ke peristirahatan terakhirnya di Makam Paku Alam, Dusun Girigondo, Desa Kaligintung, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Minggu (22/11/2015). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Paku Alam IX meninggal dunia.

Harianjogja.com, KULONPROGO —  Puluhan bendera setengah tiang terpasang di sepanjang jalan menuju Astana Girigondo menyambut rombongan mobil pembawa jenazah KGPAA Paku Alam IX yang tiba Minggu (22/11/2015) sekitar pukul 13.00 WIB. Tak lama setelah ambulans berhenti, jenazah diturunkan dan disemayamkan sementara di Masjid Pakualaman Kompleks Makam Paku Alam Girigondo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Peti jenazah sempat dibuka dengan disaksikan sejumlah kerabat dan abdi dalem. Salat jenazah kemudian dilakukan setidaknya dalam dua sesi sebelum kemudian peti jezanah dimasukkan ke dalam keranda khusus.

Sekitar pukul 13.30 WIB, jenazah diantar ke liang lahat yang telah disiapkan. Ratusan karangan bunga ucapan bela sungkawa seakan menjadi saksi ribuan masyarakat yang ingin ikut melepaskan kepergian sosok berwibawa yang lahir pada 7 Mei 1938 silam itu. Jenazah pun dimakamkan tepat di sebelah makam mendiang permaisurinya, Gusti Raden Ayu (GRAy) Koesoemarini yang telah mangkat pada 2011 lalu.

Hingga prosesi pemakaman berakhir, sejumlah peziarah tampak terus berdatangan. Mereka bahkan tidak hanya berasal dari DIY. Misalnya saja Marni, warga Pacitan, Jawa Timur.

Dia datang bersama rombongannya yang mencapai 28 orang. Meski harus menginap di Puro Pakualaman semalam, dia mengaku sudah niat ingin memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. “Kami sampai di Puro Pakualaman tengah malam dan menginap di sana,” kata Marni.

Sementara itu di mata Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, almarhum KPGAA Paku Alam IX memiliki sifat sabar dan sangat memperhatikan nasib rakyatnya.

Hasto mengaku pernah ikut mendampingi almarhum ke Kalimantan, Sumatera, hingga Papua untuk menjenguk transmigram asal DIY. “Seolah memberikan contoh bahwa meski sudah sepuh, semangatnya tetap luar biasa,” tutur Hasto.

Juru kunci Makam Paku Alam Girigondo, Mas Wedana Wasilludin mengatakan, prosesi pemakaman berjalan lancar dan selesai sebelum pukul 15.00 WIB sesuai target. Selanjutnya, kegiatan doa bersama bakal digelar selama tiga hari ke depan. Selain itu, akan diselenggarakan pula pengajian selama sepekan berturut-turut, serta pada peringatan 40 hari, 100 hari, satu tahun, dan dua tahun meninggalnya KGPAA Paku Alam IX sesuai tradisi.

Dia pun memiliki kesan yang baik terhadap almarhum KPGAA Paku Alam IX. Selain sederhana, almarhum juga dikenal dekat dan akrab dengan masyarakat sekitar Girigondo.

Sebelum diangkat menjadi wakil gubernur DIY pada 2003 lalu, almarhum diketahui cukup sering datang ke Makam Paku Alam. “Beliau sangat baik, termasuk dengan abdi dalem. Sudah dianggap seperti keluarga,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya