SOLOPOS.COM - PAKU ALAM IX—Pengukuhan Kanjeng Pangeran Haryo Anglingkusumo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX di Pendopo Glagah, Kulon Progo, Minggu (15/4). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

PAKU ALAM IX—Pengukuhan Kanjeng Pangeran Haryo Anglingkusumo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX di Pendopo Glagah, Kulon Progo, Minggu (15/4). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

JOGJA—Pengukuhan Kanjeng Pangeran Haryo Anglingkusumo sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam IX, Minggu (15/4) di Pendopo Glagah, Kulon Progo dinilai tak sesuai mekanisme.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua Hudyana Jogja atau keluarga Trah Paku Alaman, Sutomoparastho Kusumo mengatakan, prosesi yang dilakukan hanya sedekah bumi. Padahal untuk menahtakan Paku Alam, penobatan secara sah harus dilakukan di Kadipaten Paku Alaman. “Mestinya menggunakan mekanisme dan paugeran (aturan) yang ada,” ujarnya, Minggu (15/4).

Menurut dia, pengukuhan itu juga terjadi karena dilakukan di luar Kadipaten dan justru oleh pihak luar. ”Itu kan selenco (tidak selaras), sedekah bumi itu bukan penobatan,” tegas Sutomo.

Pihak Paku Alaman terakhir menobatkan secara resmi Pakualam IX yakni KPH Ambarkusumo atau yang menjabat Wakil Gubernur DIY saat ini.

Penobatan Paku Alam IX itu, menurut Sutomo, dilakukan melalui mekanisme yang benar. Ia mempertanyakan penobatan Paku Alam IX tandingan oleh KGPAA Angklingkusumo.

”Kalau dia dinobatkan, lalu kratonnya di mana,” tambahnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya