SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (tengah belakang), Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan Sri Paduka Paku Alam X (kanan) melaksanakan kirab sebelum pelantikan Gubernur DIY di halaman Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/10). Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Sri Paduka Paku Alam X dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY untuk masa jabatan 2017-2022. (Harian Jogja/ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

KGPAA Paku Alam X dalam kesempatan itu menyatakan, dalam lima tahun kedepan, dirinya dengan Sri Sultan HB X akan menjadikan Samudera Hindia sebagai pintu utama

Harianjogja.com, JOGJA– Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X kembali ke Jogja pada Rabu (11/10/2017) sore, usai dilantik sebagai Wakil Gubernur DIY sehari sebelumnya.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

KGPAA Paku Alam X dalam kesempatan itu menyatakan, dalam lima tahun kedepan, dirinya dengan Sri Sultan HB X akan menjadikan Samudera Hindia sebagai pintu utama dan menegaskan kembali semangat Among Tani Dagang Layar. Ia mengakui, memang belum semua target pemerintah bisa tercapai karena itu ia berharap dalam lima tahun kedepan apa yang dikehendaki bisa tercapai.

Sebagaimana diketahui, dalam pemaparan visi dan misinya, Sri Sultan HB X mengatakan dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 126 km dan mencakup tiga wilayah kabupaten, DIY tentu memiliki posisi strategis dalam perekonomian di wilayah Samudera Hindia.

Menurutnya, Samudera Hindia merupakan jalur strategis yang dilalui oleh separuh dari kapal kontainer dunia, sepertiga lalu lintas kargo dan dua pertiga pengiriman minyak dunia. Itulah sebabnya, ia menilai tepat jika hal itu dijadikan sebagai tema visi misi Gubernur DIY.

Karena itulah ia menilai, sinergitas antara agraris dan kemaritiman dinilainya bisa jadi solusi tepat untuk meningkatkan kesejahteraan warga DIY, terutama di tiga kabupaten yang angka kesejahteraannya masih timpang jika dibandingkan dengan dua kabupaten/kota lainnya.

KGPAA Paku Alam X melanjutkan, apa yang menjadi visi misi pihaknya tentu bertujuan untuk menekan angka kemiskinan dan ketimpangan yang tinggi.

Walaupun, menurutnya, selama ini tingkat kemiskinan di DIY pengukurannya kurang tepat karena memakai indikator komsumsi. Padahal, imbuhnya, kemiskinan DIY itu spesifik dan berbeda dengan wilayah lain.

“Toh, kalau miskin bagaimana IPM [Indeks Pembangunan Manusia]  dan tingkat kebahagian tinggi. Tapi apapun itu, faktual memang ada kemiskinan. Secara perlahan kami upayakan untuk menanggulangi kemiskinan. Terbukti ada penurunan walaupun tidak siginifikan,” tambahnya.

Terpisah, Gatot Saptadi mengatakan pihaknya akan mengawal implementasi dari upaya Gubernur dan Wakil Gubernur DIY untuk mengoptimalkan daerah selatan. Ia menyatakan, upaya merubah daerah selatan tersebut dengan cara memaksimalkan apa yang di daerah itu, misalnya perikanan, pariwisata, kebudayaan dan perdagangan melalui laut.

“Yang dibangun adalah akses, baik itu jalan maupun bandara. Itu pengaruhnya gede, Bupati Purworejo [Agus Bastian] saja datang ke sini, itu kan karena mereka melihat ada kesempatan.”

Ia menyatakan, jika wilayah selatan berkembang maka daerah lain seperti Cilacap dan Madiun pun bisa mendapatkan keuntungan. Karena itulah Gatot mengatakan Pemda DIY ngotot membangun rumah sakit internasional di Kulonprogo karena orang-orang lebih suka ke daerah itu dibanding Semarang.

“Selama ini wilayah selatan kan tertinggal dari utara karena kurang perhatian. Yang selatan Purworejo, Cilacap kalah dari pantura,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya