SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, JOGJA–Sebanyak 500 lembar etiket (logo) kain batik dan tenun yang dibuat pada periode 1930-1960 dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl.Suroto, Kotabaru, mulai 3 hingga 12 Desember 2013.

Etiket batik yang dipamerkan mayoritas sudah lama tidak beredar lagi di pasaran kain batik itu berasal dari sejumlah sentral batik di Pulau Jawa seperti Jogja, Solo, Pekalongan, Lasem.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Kurator pameran, Hermanu, menyatakan kertas etiket tersebut ternyata memiliki nilai yang cukup tinggi dari segi seni dan harga, bahkan kertas tersebut merupakan mata rantai perkembangan merek-merek dagang di Indonesia. Kertas etiket ini bahkan bisa disejajarkan dengan perangko atau uang lama yang biasa disebut dengan filateli atau numismatik.

Akan tetapi, tentu saja etiket atau merek dagangnya harus bergambar bagus, berwarna, dan sudah cukup tua umurnya serta langka. Misalnya etiket rokok cerutu dari jaman penjajahan Belanda atau sesudahnya sekitar 1950-an.

“Sayangnya sangat jarang orang tertarik dengan etiket-etiket ini. Biasanya setelah barang dibeli, kemasannya dibuka dan etiketnya disobek lalu dibuang sehingga tidak berbekas lagi. Hal ini hampir dilakukan semua pembeli barang, termasuk dalam hal ini pembeli kain batik dan tenun dimana etiketnya biasanya dilem pada kain batik,” kata Hermanu sebagaimana rilis yang diterima Harian Jogja, Minggu (12/1).

Dalam pameran BBY juga melibatkan dua orang seniman yaitu Tera Bajraghosa dan Agung “Pekik” Hanafi Purboaji. Keduanya akan membuat karya berupa desain etiket batik baru.

“Tujuan BBY memamerkan etiket ini untuk memberi gambaran sisa-sisa kejayaan perusahaan batik dan tenun pada jaman dahulu. Kini, yang tersisa adalah etiket sebagai bukti eksistensi perusahaan batik,” ujar Hermanu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya