SOLOPOS.COM - Pohon tumbang akibat angin kencang Madiun, Senin (16/2/2015) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Siswowidodo)

Pancaroba sebentar lagi akan terjadi di wilayah DIY, warga diminta waspada petir dan angin kencang

Harianjogja.com, SLEMAN-Memasuki musim pancaroba, bahaya angin kencang mulai mengancam. Pancaroba terjadi selama satu bulan di masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY menyebut setidaknya pada masa pancaroba akan ada tiga rangkaian kejadian yang perlu diwaspadai. “Angin kencang, petir dan hujan lebat,” kata Kepala BMKG Jogjakarta, Tony Agus Wijaya, Selasa (6/10/2015).

Kejadian tersebut biasanya terjadi pada siang hari. Pada pagi hari panas terlalu terik dan awan berkumpul menjadi awan cumulonimbus (CB). Awan ini berwarna hitam pekat yang dapat menghasilkan petir.

Memasuki siang hari mulai ada petir disertai hujan lebat kurang lebih setengah jam. “Kami minta kalau ada awan CB masyarakat menunda dulu aktivitasnya. Karena petir bisa menyambar melalui apapun. Lewat handphone dan titik tertinggi di sebuah tempat,” jelasnya saat menggelar jumpa pers di ruang Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman.

Untuk mengurangi risiko adanya korban angin kencang dan petir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Sleman mengimbau masyarakat melakukan kegiatan gotong royong memangkas pohon. Tujuannya untuk mengantisipasi pohon tumbang karena angin kencang.

“Tapi jangan semua pohon lalu ditebang,” kata Kepala BPBD Sleman, Juli Setiono Dwiwasito yang juga hadir dalam jumpa pers, Selasa (6/10/2015).

Tahun lalu, dalam satu kali kejadian angin kencang, pernah sampai menumbangkan 400 pohon. Kejadiannya tersebar di Kecamatan Pakem, Moyudan, Mlati dan Seyegan.

Bedasarkan catatan BPBD Sleman, angin kencang selama tahun 2014 terjadi sebanyak 19 kali. Tahun 2015 tercatat ada 45 kejadian yang tersebar di Kecamatan Minggir dan Seyegan. “Harapannya sampai akhir 2015 tidak terus bertambah,” katanya.

Menanggapi instruksi untuk pemangkasan pohon, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sleman siap mengerahkan petugas untuk eksekusi pohon-pohon rindang. Menurut Kepala BLH Sleman, Purwanto, pemangkasan pohon jadi satu-satunya solusi untuk menghadapi musim pancaroba.

“Di satu sisi, pohon itu untuk menghisap polusi udara dan juga konservasi air. Bagaimana pohon tidak tumbang tapi berfungsi menghisap polusi dan perindang, solusinya dirapikan atau dipangkas,” kata Purwanto.

Untuk dana kebencanaan selama 2015 sendiri, Pemkab Sleman telah menyediakan dana tak terduga kedaruratan dan kebencanaan sebesar Rp22,27 miliar. Besaran dana tersebut belum ditambah dana bansos kebencanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya