SOLOPOS.COM - Tangkap layar Rembag Keistimewaan yang digelar Paniradya Kaistimewan Jogjakarta dengan tema BKK (Bantuan Keuangan Khusus) Pertanahan Tertib Administrasi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Pengurangan Kemisikan. Acara ini digelar secara daring, Kamis (13/7/2023). (Istimewa).

Solopos.com, JOGJA — Lembaga di bawah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Paniradya Kaistimewan Jogjakarta menggelar Rembag Keistimewaan dengan tema Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Pertanahan Tertib Administrasi untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Pengurangan Kemisikan secara daring di kanal YouTube Paniradya Kaistimewan, Kamis (13/7/2023).

Acara tersebut dihadiri sejumlah narasumber, mulai dari Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan yakni Aris Eko Nugroho, Lurah Kalirejo yakni Lana, Lurah Merdikorejo yakni Agus Prasetyo, dan Petani Milenial Kalurahan Merdikorejo yakni Badri Yanto.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan, Aris Eko Nugroho, mengatakan Gubernur Provinsi DIY, Sri Sultan Hamengkubawana X, menetapkan 11 kebijakan strategis. Salah satu  kebijakan tersebut adalah soal administrasi pertanahan.

Ia juga sudah mengajak semua kelurahan yang ada di Provinsi DIY untuk tertib dan memiliki data administrasi pertanahan.  Aris menyebut hal ini nantinya bisa digunakan untuk pengoptimalisasian tanah kas desa untuk kesejahteraan warga.

“Bapak Gubernur punya 11 kebijakan strategis, salah satunya tertib administrasi tanah, berkaitan dengan hal tersebut, harapannya bisa diimplementasikan ke 392 kelurahan. Kami sudah mengajak ke Lurah dan berharap ada proposal dari Lurah, tembusannya nanti dengan pertanahan ini ada Dinas Pertanahan dan Tata Ruang,” ujar Aris.

Sedangkan Lurah Kalirejo, Lana, mengatakan adanya program ini bisa membantu peningkatan ekonomi warga, terutama di bidang pertanian yang menjadi ujung tombak kelurahannya.

“Ada 40 warga masyarakat miskin kami terbantu, karena di saat musim penghujan, kami bisa memanfaatkan tanah kas desa untuk pertanian jagung, dan saat musim kemarau kami bisa memanfaatkannya untuk ternak lele. Ini sangat membantu kami, harapannya program ini bisa berkelanjutan,” jelasnya.

Lurah Merdikorejo, Agus Prasetyo, juga bercerita mengenai keunggulan program tersebut salah satunya karena bisa memanfaatkan tanah kas desa untuk menanam cabe, ketimun hingga melon. Ia menyebut, hasil panen melon dan ketimun tersebut mencapai Rp50 juta.

“Daerah kami ini biasanya terkenal dengan Salak Pondoh, namun saat ini kurang menjanjikan, jadi kami mencoba menanam cabe dan disisipkan ketimun dan melon. Alhamdulillah dengan hasil panen kami untuk melon dan ketimun ini sudah mencapai Rp50 juta,” ujarnya.

Petani Milenial Kalurahan Merdikorejo, Badri Yanto, menyambut positif dilibatkannya petani dalam program ini. Ia mencontohkan bagaimana warga Kelurahan Merdikorejo memiliki jadwal yang jelas untuk mengolah lahan kas desa.

“Kami selalu dilibatkan dan terus berkoordinasi, salah satunya dengan memberikan video kegiatan kepada lurah mengenai apa saja yang kami kerjakan. Kami juga melibatkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) merupakan petugas dari Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk membantu kami agar kegiatan pertanian kami bisa optimal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya