SOLOPOS.COM - Seorang peserta beraksi dalam kejuaraan daerah (kejurda) panjat tebing DIY tahun 2015 di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Jumat (31/7/2015).(Harian Jogja-Rima Sekarani I.N)

Panjat tebing Kejurda DIY diikuti 100 atlet

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kejuaraan daerah (kejurda) panjat tebing DIY tahun 2015 digelar di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Jumat (31/7/2015) hingga Minggu (2/8/2015) besok. Panitia penyelenggara menyebut jumlah peserta yang bakal bertanding memperebutkan gelar juara lebih banyak dibanding tahun lalu.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Sekretaris umum pengurus daerah (Pengda) Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) DIY, Topan Faizal Rizal menyampaikannya usai seremonial pembukaan kejurda panjat tebing DIY di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Jumat pagi. “Tahun lalu ada 84 orang peserta, tahun ini menjadi 100 orang,” kata Topan.

Topan mengungkapkan, sebelumnya ajang tahunan tersebut direncanakan di sirkuit panjat tebing Stadion Mandala Krida Jogja. Namun, lokasinya dipindah ke Kulonprogo karena sekaligus dijadikan simulasi pekan olah raga daerah (Porda) DIY tahun 2015, Oktober mendatang.

Topan mengakui, meski sudah memenuhi standar penyelenggaraan kejurda, kualitas sirkuit panjat tebing di Alun-alun Wates masih dinilai pas-pasan. Alasannya, bahan pembuat papan panjat hanyalah multiplex, bukan panel fiberglass seperti yang dimiliki kabupaten/kota lain di DIY.

“Keamanannya tetap terjamin. Namun, bahan multiplex ini lebih licin, terlebih dengan cat baru begini,” terangnya.

Pembina FPTI Kulonprogo, Sukarni juga menyadari jika sirkuit panjat tebing milik Kulonprogo masih sangat sederhana. Meski demikian, pihaknya berusaha agar bisa memenuhi standar, termasuk dalam membentuk jalur poin. “Kami berupaya agar secara fisik dan teknis tidak berbeda dengan papan panjat berbahan fiberglass,” ujarnya.

Sementara itu, Nugrahaeni Novita Hutami, salah satu peserta kejurda panjat tebing asal Sleman mengeluhkan sedikitnya poin pada papan panjat. Dia merasa kesulitan menapakinya sehingga gagal mencapai puncak. “Biasanya waktu latihan itu poinnya banyak. Di sini sedikit dan terlalu bulat. Susah dipegang karena licin,” ungkap gadis cilik berusia 10 tahun itu.

Meski demikian, Vita tidak ingin menjadikan kondisi papan panjat sebagai penyebab utama kegagalannya. Dia juga mengaku persiapan dan latihan yang dilakukan memang kurang. “Saya juga belum punya sepatu yang memenuhi standar,” ucap Vita.

Ada 16 nomor kategori umum dan 17 nomor kategori kelompok umur untuk putra maupun putri yang dilombakan dalam kejurda panjat tebing DIY. Kegiatan itu juga termasuk upaya mempersiapkan para atlet DIY untuk mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) pada 20-26 Agustus mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya