SOLOPOS.COM - Warga mengamati bangunan yang rusak diterjang gelombang besar. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Hempasan air laut itu kini pun mulai mengancam keberadaan bangunan Posko SAR Depok.

Harianjogja.com, BANTUL-Kondisi sejumlah rumah makan di tepi Pantai Depok Desa Parangtritis kian kritis. Permukaan air laut yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda surut bisa jadi mengancam bangunan tersebut. Bahkan, hempasan air laut itu kini pun mulai mengancam keberadaan bangunan Posko SAR Depok.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Diakui Wakil Koordinator Search and Rescue (SAR) Bantul, Dwi Purwanto, sejak Senin (5/9/2016) pagi, air laut memang terus menerjang kawasan tersebut. Sebenarnya, hempasan air laut itu sudah terjadi sejak 1-2 hari yang lalu. “Dan terjadi terus sampai hari ini. Bahkan sekarang, hempasan air laut itu bahkan mengancam bangunan Posko SAR Pantai Depok,” katanya kepada wartawan, Senin (5/9/2016) siang.

Dikatakannya, lantai satu bangunan Posko SAR yang biasa digunakan untuk menyimpan perlengkapan, sudah penuh dengan pasir. Akibatnya, tiap hari anggotanya harus membersihkan pasir itu secara bergantian.

Memang, lokasi Posko SAR itu terbilang cukup dengan bibir pantai. Bahkan pintu posko itu pun langsung berhadapan dengan laut lepas.

“Praktis, kalau gelombang pasang, posko harus segera dikosongkan. Peralatan SAR harus segera dievakuasi,” imbuh Dwi.

Dengan kondisi itu, ia mengaku tak bisa berbuat banyak. Terlebih menghadapi kondisi alam yang susah diprediksi seperti beberapa tahun terakhir, pihaknya hanya bisa melakukan himbauan secara lebih aktif kepada wisatawan untuk tidak mandi di laut saat gelombang tengah pasang.

Terpisah, Nugroho, warga Pantai Depok membenarkan kian kritisnya kondisi sejumlah rumah makan di kawasan tersebut. Dikatakannya, beberapa bangunan saat ini kondisinya sudah nyaris roboh. “Setidaknya ada empat bangunan rumah makan yang terancam. Rumah makan seafood itu sendiri lokasinya ada di sisi timur posko SAR Depok,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia pun mengeluhkan sepinya pengunjung. Diakunya, sejak sepekan terakhir, ketika berlangsungnya gelombang pasang itu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Depok memang mengalami penurunan cukup drastis. “Ya kalau 50% lebih ya ada,” cetusnya.

Setiap pagi, tambahnya, pemilik rumah makan lebih disibukkan untuk membersihkan sisa pasir dan sampah yang dibawa gelombang pasang tersebut. Dengan begitu, kerugian hingga puluhan juta rupiah sudah pasti akan dialami olehnya dan beberapa pengelola rumah makan. “Kerugian bisa mencapai puluhan juta. La gimana, tidak bisa jualan. Sibuk membersihkan pasir dan sisa sampah,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto menambahkan idealnya jarak antara bangunan dengan bibir pantai paling tidak berjarak 200 meter hingga 500 meter. Meski demikian fakta dilapangan banyak lapak-lapak tempat berjualan warga berjarak kurang dari 200 meter dari bibir pantai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya