SOLOPOS.COM - Foto penyegelan tempat karaoke di Pantai Parangkusumo Bantul. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Pantai Parangkusumo di Bantul dianggap bukan area prostitusi

Harianjogja.com, BANTUL- Anik salah satu warga Parangkumo yang pernah menyewakan kamar mengatakan, pemerintah tidak dapat menyamakan Parangkusumo dengan Kalijodo.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

“Di sini ini bukan lokalisasi, tapi tempat ziarah. Kalau kemudian setelah berziarah orang menyewa PSK [pekera seks komersial] itu urusan lain,” kata perempuan yang kini membuka lapak karaoke dan mempekerjakan sejumlah pemandu karaoke (lady companion) tersebut.

Meski diakuinya banyak PSK yang tinggal di kawasan Parangtritis dan Parangkusumo. Terbukti dari tingginya permintaan kondom di wilayah ini.

Anik selama ini menjadi tempat penyaluran kondom ke kalangan PSK di Parangkusumo dan Parangtritis. Dalam dua bulan ia mampu menyalurkan 40-50 dus kondom. Satu dus berisi 144 buah kondom.

Anik menceritakan, sejak dahulu Parangkusumo memang lekat dengan bisnis jual beli seks kendati ia tidak mengakui wilayah tersebut adalah sentra prostitusi.

Sebab kata dia, sejak dahulu banyak orang berziarah di Cagar Budaya Cepuri yang terletak di Parangkusumo. Entah dari mana asal usulnya, tradisi ziarah tersebut kerap berlanjut dengan jual beli seks.

“Mungkin kalau dikatakan semi lokasilisasi iya, tapi kalau sentra lokalisasi di sini bukan. Orang datang ke sini kebanyakan untuk ziarah,” ujarnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya