SOLOPOS.COM - Dua alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi korban tertimbun longsoran tebing di Pantai Sadranan Gunungkidul, DIY, Kamis (18/6/2015). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pantai Sadranan longsor harus menjadi perhatian bagi wisatawan, sebab banyak tebing pantai yang tidak menyatu dengan tebing induk

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kepala Disbudpar Kabupaten Gunungkidul, Saryanto menjelaskan bahwa bencana yang menimpa wisatawan di Pantai Sadranan merupakan kondisi cekungan tebing dipakai untuk berteduh.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Sementara tebing roboh akibat kejadian alam dari gelombang pasang laut yang berlangsung kontinyu dan terus-menerus.

Ia mengungkapkan bahwa tebing yang roboh kemarin adalah salah satu dari sejumlah tebing yang tidak menyatu dengan tebing induk. Tebing hanya terikat dengan tanah biasa, sehingga bila terus-menerus terkena sebuah gerusan, tanah pengikat tidak kuat menahan tebing, dan membuat tebing ambruk.

Ia menyebut tebing yang tidak sepenuhnya menyatu dengan tebing induk antara lain tebing di Pantai Sadranan, Pantai Kukup, Pantai Baron, Pantai Siung, Pantai Wediombo. Pihaknya akan segera mengidentifikasi tebing-tebing pantai yang sekiranya memiliki kondisi sama, bersama dengan ahli geologi.

“Kalau sudah ada identifikasi, tebing yang rawan ambruk atau longsor, kita akan memberi informasi tambahan kepada wisatawan untuk tidak berteduh di bawah tebing itu,” paparnya.

Meski ia tidak memprediksi apakah akan terjadi penurunan wisatawan ke pantai di Gunungkidul, ia telah berupaya menutup Pantai Sadranan sebagai objek wisata sementara waktu, hingga proses evakuasi selesai dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya