SOLOPOS.COM - Empat pasang pengatin berfoto bersama usai melaksanakan ijab Kabul di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mergangsan, Jogja, Selasa (16/12). Sebanyak empat pasang pengantin yang semuanya merupakan gelandangan dan menjadi warga binaan UPT Panti Karya tersebut dinikahkan sebagai upaya untuk mengurangi permasalahan sosial yang ada di kota Jogja. (HARIANJOGJA/GIGIH M. HANAFI)

Panti Sosial Jogja, Panti Karya, saat ini kelebihan pasien

Harianjogja.com, JOGJA- Panti Karya sbagai panti sosial di Jogja, saat ini sudah kelebihan pasien. Dari kuota 85 orang, saat ini penampungan gelandangan dan psikotik itu menampung 102 orang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Meski kelebihan kapasitas, namun jaminan untuk pasien masih tercukupi. Pasien yang sudah lama menempati kamar ukuran 3×3 yang setiap kamar dihuni dua orang.

Sementara pasien baru akan menempati ruang isolasi. Selain itu ada beberapa pasien juga yang menjalani pengobatan berhari-hari di Rumah Sakit Grasia, Pakem, Sleman, dan Rumah Sakit Soeroyo Magelang.

Salah satu pendamping pasien Panti Karya, Yohanes mengatakan yang sangat kurang justeru pendamping pasien, karena pendamping harus selalu stanby setiap saat mendampingi para pasien.

Saat ini ada 6 orang pendamping dan dua orang pekerja sosial yang harus mendampingi 102 pasien. “Idealnya satu pendamping mendampingi 6 pasien,” ujarnya, Jumat (22/1/2016).

Kebutuhan pendamping itu karena 90% pasien Panti Karya adalah penderita psikotik. Ketika ada pasien marah tidak cukup diatasi seorang, melainkan butuh beberapa orang, terlebih pasien yang baru datang biasanya sering melawan.

Tidak jarang pasien yang mencoba menggunakan benda tajam untuk menyerang pendamping.

Salah satu pekerja sosial Panti Karya, Herawati mengatakan pihaknya sering minta bantuan tenaga keamanan panti untuk ikut mendampingi. Namun, mesti kekurangan tenaga pendamping, ia memastikan pelayanan untuk semua pasien tetap berjalan seperti biasa.

Kepala UPT Panti Karya Ari Nugroho Yohanes mengatakan pihaknya berupaya melakukan identifikasi segera untuk mengembalikan pasien ke pihak keluarga. Jika tidak, daya tampung panti tidak cukup. Ari mengatakan Panti Karya tahun ini menambat anggaran Rp2,3 miliar.

Dana dari APBD 2016 itu sebagian besar digunakan untuk keperluan makan pasien. Sisanya untuk honor pegawai panti yang non pegawai negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya