SOLOPOS.COM - Beberapa wisatawan yang datang ke The Lost World Castle menyempatkan diri untuk berfoto, Rabu (11/1/2017). Abdul Hamid Razak

Kastil besar dengan nama The Lost World Castle di Lereng Merapi sudah banyak dikunjungi wisatawan.

Harianjogja.com, SLEMAN– Sebuah kawasan wisata baru berdiri di kawasan lereng Gunung Merapi, Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan. Meski belum diresmikan, namun bangunan kastil besar dengan nama The Lost World Castle tersebut sudah banyak dikunjungi wisatawan.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

The Lost World Castle merupakan bangunan yang dibentuk dari susunan batuan magma. Bentuk bangunan ini menyerupai benteng kuno. Berdiri di atas lahan pribadi seluas 1,3 hektare. Lokasi ini menjadi salah satu tujuan wisata baru, terutama wisatawan yang datang menggunakan jasa jeep lava tour Merapi.

Ayung, salah seorang pengelola The Lost World Castle mengakui jika lokasi tersebut belum beroperasi. Meski begitu, sudah banyak warga dan wisatawan yang datang berkunjung. Saat itu, sejumlah wisawatan yang datang tengah mengabadikan foto dengan pemandangan alam sekitar. Rata-rata yang mendatangi lokasi tersebut anak-anak muda. Mereka mengambil foto di pelataran untuk melihat pemandangan alam yang sudah bisa digunakan.

“Proses pembangunannya lebih dari satu tahun. Sampai saat ini, masih belum selesai. Banyak yang ke sini soalnya view di sini sangat bagus untuk melihat pemandangan Kota Jogja dan Gunung Merapi. Apalagi ketika matahari terbenam,” ujarnya di lokasi, Rabu (11/1/2017).

Ayung menjelaskan, selama ini destinasi wisata tersebut diidentikan sebagai water boom. Padahal, bangunan tersebut hanya berupa destinasi wisata biasa. Hanya saja, dari segi bangunan bentuknya menyerupai bangunan kastil kuno. Pengelola juga menampilkan beberapa artefak-artefak erupsi Merapi 2010 yang akan dijadikan daya tarik paket wisata kelak. “Dalam proses pembangunannya, kami melibatkan warga sekitar, termasuk artefak erupsi Merapi,” katanya.

Warga yang tergabung dalam proses pembangunan kastil tersebut, lanjut pria berambut gondrong itu, membentuk paguyuban warga The Lost World. The Lost World digunakan sebagai nama untuk menggambarkan desa yang hilang pasca erupsi. Boleh dibilang, kata Ayung, lokasi tersebut dapat dijadikan wisata edukasi untuk mengenang sejarah dahsyatnya erupsi Merapi. “Akses penataan parkir dan museum ini dibangun atas inisiatif warga,” ujarnya.

Dia menegaskan, bangunan tersebut bukan hunian tetap ataupun penginapan. Namun murni untuk destinasi wisata baru di Cangkringan. Karena itulah, dalam proses pembangunannya pengelola juga melibatkan warga sekitar. “Kami juga berupaya sinergi dengan paket wisata lava tour. Bangunan ini terbuka untuk siapa saja. Warga dan masyarakat boleh berkunjung,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto mengakui jika lahan tersebut merupakan lahan pribadi dan bukan tanah kas desa (TKD). Bahkan pengelolaannya juga melibatkan investor warga sekitar. Hal senada juga disampaikan Camat Cangkringan Edi Harmana. Menurutnya, pembangunan kastel tersebut tidak merugikan warga. Bahkan secara kepengelolaan justru melibatkan dan memberdayakan warga.

Edi tidak mempermasalahkan bangunan tersebut meskipun berada di kawasan rawan bencana (KRB). “Selama untuk destinasi wisata tidak masalah. Asal jangan dibuat untuk hunian tetap atau penginapan. Bangunan itu tidak jauh berbeda dengan destinasi wisata lainnya di Merapi,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya