SOLOPOS.COM - Wisatawan mengunjungi objek wisata Candi Ratu Boko, Sabtu (25/7/2015). (Harian Jogja-Bernadheta Dian Saraswati)

Kegiatan promotif secara berkelanjutan diperlukan untuk mendongkrak popularitas Ratu Boko.

Harianjogja.com, PRAMBANAN- Angka kunjungan wisatawan ke Ratu Boko masih sangat rendah dibandingkan dengan Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Kegiatan promotif secara berkelanjutan diperlukan untuk mendongkrak popularitas Ratu Boko.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Direktur Pemasaran dan Kerjasama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Ricky Siahaan mengakui kepopuleran destinasi wisata Ratu Boko masih melempem dibanding dua candi besar itu. Padahal, kata Ricky, destinasi wisata tersebut memiliki potensi besar yang belum maksimal digarap. Selain sejarah dan budaya, panorama alam situs tersebut ketika sunset (matahari tenggelam) merupakan hal sangat menarik.

Dia mengaku, PT TWC pernah melakukan survey di mana hasilnya belum banyak masyarakat yang tahu tentang keberadaan Ratu Boko. Jangankan wisatawan mancanegara, wisatawan nusantara saja banyak yang belum tahu. “View Ratu Boko bisa menjadi magnet untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Secara umum masih belum banyak wisatawan tahu kesksotikan Ratu Boko. Ini perlu dipromosikan lagi supaya masyarakat tertarik berkunjung,” katanya, Jumat (16/9).

Menurutnya, target kunjungan wisatawan ke Keraton Ratu Boko tahun ini hanya 250.000 orang. Terdiri atas wisatawan nusantara sebanyak 239.000 orang dan wisatawan mancanegara 11.000 orang. Angka tersebut masih jauh di bawah target tahunan untuk Borobudur dan Prambanan yang masing-masing ditarget 500.000 wisatawan. “Sejak Januari Hingga September ini kunjungan wisatawan mencapai 233.633 orang,” ujarnya.

Sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata ke destinasi tersebut, PT TWC akan menggelar berbagai event atraktif tahunan. Salah satunya Ratu Boko Festival. Agenda pertunjukan seni tradisional dan kontemporer serta kuliner itu akan digelar pada 20-25 September 2016 ini di pelataran Keraton Ratu Boko.

General Manager Pemasaran PT TWC Emilia Eny Utari menambahkan, festival tersebut mengangkat tema Boko Tempo Dulu. Puluhan stan kuliner tradisional dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) akan meramaikan festival tersebut. “Ada juga kirab bregada, penampilan kesenian gejog lesung dan calung, pertunjukan seniman dari DIY dan beberapa daerah lain seperti Aceh, Padang, Jawa Barat, Bali, Kalimantan, dan lainnya,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya